Antre BLT, Warga Sumedang Disuruh Beli Kupon Gerak Jalan, Disiapkan Draft Pernyataan dari Kelurahan
Selain kupon yang tertera padanya harga Rp3 ribu, uang pungutan itu juga ditukarkan ke barcode yang bisa ditukarkan dengan uang BLT.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Warga Kelurahan Talun, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang yang merupakan warga penerima BLT mengaku mendapatkan intimidasi dari oknum pegawai Kelurahan.
Dia mengaku diintimidasi lantaran mengeluh soal dugaan pungutan liar atas BLT.
TribunJabar.id menerima dua buah video yang menjelaskan peristiwa tersebut.
Video pertama memperlihatkan sekumpulan orang yang di antaranya ada Lurah Talun, Rinny Mulyati.
Seorang lelaki di dalam video menanyakan dengan nada interogatif apa yang sebenarnya dikatakan warga kepada sejumlah wartawan tentang pemotongan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kenaikan BBM.
Kepada wartawan, warga bernama Dadang Juhadi (38) berkata bahwa ada yang memintanya Rp30 ribu ketika mengantre untuk mendapatkan BLT itu.
Uang tersebut diganti dengan kupon gerak jalan dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kelurahan.
Selain kupon yang tertera padanya harga Rp3 ribu, uang pungutan itu juga ditukarkan ke barcode yang bisa ditukarkan dengan uang BLT.
Dadang Juhadi terlihat dalam video kedua yang diterima TribunJabar.id.
Dia membacakan surat pernyataan bahwa dia sudah jengkel dimintai konfirmasi oleh pemerintah keluarahan atas pernyataannya kepada sejumlah wartawan.
"Saya sudah lelah diintimidasi, dan ini juga draft pernyataan yang sudah disiapkan pihak kelurahan," kata Dadang di dalam video tersebut sambil menunjukkan surat yang ditandatangani pada Sabtu (17/9/2022) malam.
Lurah Talun, Rinny Mulyati menampik soal intimidasi itu.
Dia mengatakan memang Keluarahan menjual kupon gerak jalan, namun tidak memaksa.
Juga Kelurahan tak melakukan intimidasi.
"Tidak ada itu intimidasi," kata Rinny kepada TribunJabar.id, Minggu (18/9/2022).(Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana)