Breaking News

Kejamnya Rentenir di Garut

Curhat Pilu Undang Saat Pulang Rumahnya Sudah Rata dengan Tanah, Istri dan Anak Hanya Bisa Menangis

Nasib sedih dialami Undang (47) warga Kampung Haurseah, Desa Cipicung, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Giri
Tribun Jabar/Sidqi Al Ghifari
Undang (47) saat diwawancarai Tribunjabar.id di depan lokasi rumahnya yang dirobohkan rentenir, Sabtu (17/9/2022). 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Nasib sedih dialami Undang (47) warga Kampung Haurseah, Desa Cipicung, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Dia kehilangan rumah lantaran memiliki utang sebesar Rp 1,3 juta kepada rentenir.

Akibat belum bisa membayar, rumah biliknya dirobohkan dia saat pergi.

Rumah warisan dari orang tuanya itu kini rata dengan tanah.

Dia pun hanya bisa mengelus dada atas peristiwa tersebut.

"Itu rumah warisan dari ayah saya. Waktu dirobohkan saya dan istri lagi tidak ada. Pas pulang lihat rumah sudah rata. Istri saya menangis, anak saya menangis," ujar Undang saat ditemui Tribunjabar.id, Sabtu (17/9/2022).

Saat peristiwa perobohan rumahnya pada 10 September 2012, Undang dan istrinya sedang berada di Bandung untuk mencari pekerjaan.

Dia mencari kerja agar dapat uang guna melunasi utang ke rentenir.

Baca juga: 6 KASUS RENTENIR KEJAM yang Sempat Heboh, Robohkan Rumah di Garut hingga Larang Mandikan Jenazah

Selama ini, Undang bekerja serabutan. Sementara istrinya bekerja sebagai asisten rumah tangga di kawasan Ujungberung, Kota Bandung.

"Anak saya satu laki-laki usia 10 tahun dibawa juga ke Bandung, bantu-bantu juga," ucapnya.

Rumah Undang di Kampung Haurseah, Desa Cipicung, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, saat proses perobohan.
Rumah Undang di Kampung Haurseah, Desa Cipicung, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, saat proses perobohan. (Istimewa)

Selama di Ujungberung, ia bekerja di satu tempar pangkas milik orang lain, namun bukan sebagai pekerja tetap melainkan sebagai pembantu.

Ia mendapatkan konsumen pangkas rambut hanya cukup untuk makan sehari-hari.

"Ikut saja di tempatĀ  orang lain, paling dapat tiga kepala (konsumen)," ucapnya.

Undang tidak menyangka urusannya dengan seorang rentenir berakhir pilu.

Baca juga: FAKTA BARU Rentenir yang Robohkan Rumah di Garut, Kini Diselidiki Polisi, Jerat Puluhan Warga?

Ia menyebut utang tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari lantaran tidak memiliki pekerjaan tetap.

"Utang pokoknya itu Rp 1,3 juta, bunga per bulan Rp 350 ribu. Itu bunga sudah dibayarkan beberapa bulan akhirnya tidak sanggup dan memilih buat ke Bandung, cari uang buat bayar," ungkapnya.

Ia menuturkan, selama di Bandung, dia tidak menjalin komunikasi dengan sang rentenir selama beberapa bulan.

Ketika pulang, dia sempat tidak percaya rumah yang selama ini ia huni sudah rata dengan tanah.

Saat itu Undang mencari tahu alasan rumahnya lenyap kepada tetangganya.

"Saya tanya ke tetangga, ternyata rumah dirobohkan dan tetangga juga menyangka itu atas sepengetahuan saya," ucapnya.

Undang sudah melapor ke Polres Garut atas kejadian tersebut.

Baca juga: Kejamnya Rentenir di Garut, Rumah Warga Dirobohkan Gara-gara Utang Rp 1,3 Juta, Bunganya Edan

Dia berharap musibah yang menimpanya itu bisa dipertanggungjawabkan di depan hukum.

Dari informasi yang dihimpun Tribunjabar.id dari para tetangga korban, mereka menyangka dirobohkannya rumah tersebut atas sepengetahuan korban.

Menurut keterangan tetangga korban, Teguh (30), rumah tersebut dibongkar langsung oleh pelaku yang diketahui berinisial A dan dibantu orang suruhannya.

"Ada sekitar sembilan orang yang ikut membongkar, disaksikan langsung oleh A. Waktu kejadian, dia bilang 'jangan ikut campur'," ujarnya kepada Tribunjabar.id. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved