Pihak SMA Negeri di Cianjur Sebut Tanda Lahir RG Bukan Cacat, Kini Pekuat Mentalnya Untuk Bangkit

Pihak sekolah tak tahu tanda lahir di tangan RG siswi kelas 2 SMA yang membuatnya jadi malu dan tak mau sekolah lagi, kini mentalnya tengah dibangun

Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Darajat Arianto
Pixabay
ilustrasi korban bully alias perundungan. Pihak sekolah tak tahu tanda lahir di tangan RG siswi kelas 2 SMA yang membuatnya jadi malu dan tak mau sekolah lagi, kini mentalnya tengah dibangun dan agar jangan jadi korban perundungan di sekolah. 

Laporan wartawan Tribunjabar.id, Ferri Amiril

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Pihak sekolah mengatakan tak tahu tanda lahir di tangan RG siswi kelas 2 SMA yang membuatnya jadi diejek sama teman dan tak mau sekolah lagi.

Wakil kepala sekolah urusan kesiswaan sebuah SMA negeri di Cianjur, VN, mengatakan guru yang bertugas memeriksa kuku siswi di lapangan tak mengetahui jika RG memiliki tanda lahir hitam yang hampir menutup telapak tanganĀ  bagian kanannya.

Padahal RG sudah kelas 11 dan sudah setahun setengah bersekolah di sekolah tersebut.

Kepada pihak sekolah RG mengatakan, selalu berjuang menutupi bagian tangannya sejak sekolah dasar jika sedang berada di luar rumah.

"Tak ada maksud memaksa, ini hanya ketidaktahuan petugas kami di lapangan yang memeriksa. Memang kami rutin memeriksa kuku siswa agar tak dikutek dan semacamnya," ujar VN saat dikonfirmasi, Jumat (16/9/2022).

VN mengatakan, saat ini sekolah sedang gencar melakukan sosialisasi pencegahan anti bullying atau perundungan.

"Jadi kami juga langsung mengajak mengobrol RG dan membangun lagi mentalnya agar bangkit. Saya melihat itu bukan cacat ya, jadi tanda lahir, saya melihat RG sudah reda menangisnya," kata VN.

Baca juga: Cerita Siswi Korban Banjir Bandang di Pangandaran, Terjebak di Mess, Selamat Berkat Dinding Didobrak

Orangtua RG, Gagan Sugandi (40), mengatakan, teman anaknya sempat memperingatkan agar jaket almamater yang menutup tangan RG tak dibuka oleh guru.

Teman anaknya juga sempat menyarankan agar RG diperiksa terpisah di ruangan.

"Tadi saya ke sekolah sempat tak mengaku, setelah saya hadirkan saksi akhirnya guru tersebut mengaku, iya katanya menarik sedikit," katanya.

Guru Diminta Maaf di Depan Siswa

Diberitakan sebelumnya, seorang siswi SMA negeri di Kabupaten Cianjur, tak mau sekolah lagi karena diduga mendapat perlakuan tak menyenangkan dari guru hingga dibully atau mendapat perundungan dari teman-temannya.

Siswi berinisial RG tersebut duduk di kelas 11.

Sejak lahir ia mendapat tanda lahir hitam di bagian tangannya yang selalu ia sembunyikan dengan jaket almamater.

Kamis (15/9/2022) sekitar pukul 10.00 WIB, RG bertemu dengan seorang guru SL di lapangan.

Guru tersebut sedang memeriksa kerapihan, ia hendak memeriksa kuku tangan siswi tersebut, namun ditutupi dengan jaket almamater karena di tangan siswi tersebut terdapat tanda hitam.

Baca juga: Cerita Siswi Korban Banjir Bandang di Pangandaran, Terjebak di Mess, Selamat Berkat Dinding Didobrak

Namun guru itu memaksa membukanya, padahal siswi tersebut meminta untuk diperiksa terpisah karena malu dan khawatir dan mendapatkan ejekan dari temannya.

Namun sang guru tetap menarik jaket almamater hingga tangan RG pun terlihat sama teman lainnya.

Padahal sahabat RG sudah memberitahu sang guru agar RG diperiksa terpisah di ruangan.

"Ia langsung menelepon pamannya sambil menangis," ujar ayah RG, Gagan Sugandi (40), setelah mendatangi pihak sekolah, Jumat (16/9/2022).

Gagan tak terima anaknya diperlakukan seperti itu.

Pasalnya ia melihat anaknya selalu rajin sekolah dan tak pernah membuat ulah.

"Sekarang tak mau sekolah karena malu sama teman-temannya," kata Gagan.

Gagan sudah mendengar permintaan maaf dari guru bersangkutan dan kabarnya akan mendatangi rumahnya.

Namun bukan hal seperti itu yang ia inginkan.

Baca juga: 1,3 Juta Siswi di Jabar Serentak Minum Tablet Tambah Darah, Pak Uu; Remaja Putri Rentan Anemia

Ia menginginkan guru tersebut meminta maaf kepada anaknya di hadapan semua pelajar dan guru.

"Kejadiannya di lapangan di depan semua guru dan murid, permintaan maafnya juga harus di hadapan guru dan murid juga," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved