Harga BBM Naik

Demo Buruh di Majalengka, Lapak Dagangan Mang No Diserbu Massa: Sebenarnya Takut . . .

Lapak pedagang kaki lima (PKL) milik Mang No (60) di samping Gedung DPRD Majalengka diserbu massa, Kamis (15/9/2022).

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar
Salah seorang pedagang kaki lima di Kawasan Gedung DPRD Majalengka laris diserbu massa pendemo, Kamis (15/9/2022). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Lapak pedagang kaki lima (PKL) milik Mang No (60) di samping Gedung DPRD Majalengka diserbu massa, Kamis (15/9/2022).

Pria lanjut usia itu ketiban untung karena dagangannya banyak diserbu saat ratusan orang yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Majalengka (Geram) berunjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan Gedung DPRD Majalengka.

Mang No bahkan sudah beberapa kali membeli persediaan dagangannya, seperti rokok, es batu, dan air mineral, karena laris dibeli para pendemo.

"Ya, alhamdulillah laris manis, gak biasanya kalau hari biasa mah. Sudah beberapa kali saya beli es lagi untuk pembeli yang memesan minuman dingin," ujar Mang No kepada Tribunjabar.id, Kamis (15/9/2022).

Baca juga: Demo Tolak Harga BBM Naik Berlanjut di Indramayu, Ratusan Buruh dan Tani Aksi Tuntun Motor

Meski tidak ikut demontrasi, Mang No mengaku pro terhadap semua tuntutan massa yang menolak kenaikan harga BBM tersebut.

Namun, ia juga khawatir, jika lapak dagangannya yang terlalu dekat dengan peserta aksi, ikut terdampak jika terjadi kericuhan.

"Ya, takut sebenarnya (kalau ada kericuhan). Tapi alhamdulillah selama ini, Majalengka mah aman."

"Saya sudah sering mengikuti aksi-aksi begini," ucapnya.

Menurutnya, harga kebutuhan pokok di pasar tradisional pun mulai naik saat harga BBM mengalami kenaikan.

Sebut saja harga telur dari yang biasanya di bawah Rp 30 ribu hingga minyak goreng.

"Harga rokok juga naik Rp 2 ribu di sejumlah merek," jelas dia.

Sejak membuka lapak pukul 08.00 WIB bersama istrinya, Mang No sudah mendapat pemasukan sekitar Rp 500 ribu.

Padahal biasanya, Mang No hanya mampu menjual dagangannya sampai Rp 200 hingga Rp 300 ribu.

"Ya, pasti saya harap semua kebutuhan pokok turun dan BBM juga turun, karena berdampak ke harga lainnya jika BBM naik," katanya.

Diberitakan sebelumnya, massa aksi demo menolak kenaikan harga BBM menggelar aksi dorong motor menuju ke Gedung DPRD Majalengka sebelum berorasi, Kamis (15/9/2022).

Massa gabungan yang terdiri dari buruh, ojol, dan elemen masyarakat lainnya itu terlihat menuntun motornya dari titik kumpul di Lapangan GGM menuju Gedung DPRD di Jalan Raya KH Abdul Halim Majalengka.

Massa mulai datang di Majalengka Kota menjelang waktu Zuhur.

Datang dari arah Kadipaten, massa sempet berhenti dan berkumpul di GGM Majalengka, untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke depan pendopo Bupati dengan melakukan long march.

Dalam aksi perjalanan dari GGM itu, massa tidak hanya melakukan long march seperti pada umumnya.

Mereka melakukan aksi teatrikal dengan cara mendorong sepeda motor yang mereka bawa sebelumnya.

Aksi tersebut sebagai bentuk protes massa terhadap kenaikan harga BBM yang berdampak terhadap bertambahnya kesusahan yang dialami rakyat.

Selain Gedung DPRD, massa juga menyasar Gedung Pendopo Majalengka sebagai lokasi penyampaian aspirasi. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved