Kajian Islam

Apa Arti Bulan Safar? Sering Dianggap Bulan Sial Sejak Zaman Nabi Ternyata Kebiasaan Orang Jahiliyah

Sebenarnya apa arti bulan safar ? Apakah ada sejarahnya hingga dinamakan Safar? Sering dianggap bulan sial ternyata sejak zaman Nabi

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
ireland-calling.com
Ilustrasi - Arti Bulan Safar, Sering Dianggap Bulan Sial Sejak Zaman Nabi Ternyata Kebiasaan Orang Jahiliyah 

TRIBUNJABAR.ID - Sebenarnya apa arti bulan safar ? Apakah ada sejarahnya hingga dinamakan Safar?

Bagi umat Islam, mungkin tak asing mengenal Bulan Safar ini.

Bulan Safar merupakan bulan kedua dalam kalender Hijriah yang jatuh setelah Bulan Muharam.

Sayangnya, setiap memasuki Bulan Safar tak sedikit orang yang manganggap sebagi bulan sial.

Sebagian masyarakat meyakini Bulan Safar penuh dengan kesialan dan malapetaka.

Keyakinan tersebut sudah ada sejak zaman Nabi yang tersebar di Bangsa Arab dan sebagai kebiasaan orang jahiliyah.

Baca juga: Jadwal Puasa Sunah di Bulan Safar 1444 H, Termasuk Puasa Ayyamul Bidh, Lengkap dengan Keutamaannya

Lalu, apa arti bulan safar tersebut sebenarnya?

Dilansir mui.or.id, arti bulan safar diambil dari Bahasa Arab صَفَرٌ Safar atau shofar artinya ‘kosong’.

Makna Shafar tersebut merujuk pada kebiasaan Bangsa Arab dulu yang terbiasa bepergian meninggalkan rumah.

Mereka akan keluar rumah mengumpulkan makanan atau untuk keperluan perang.

Namun, ada juga sebagian Bangsa Arab mengartikan Safar sebagai sejenis penyakit dalam perut yang mematikan.

Karena kepercayaan itulah lalu Bangsa Arab menganggap Safar sebagai bulan sial.

Sementara diketahui meyakini Safar sebagai bulan sial disebut sebagai jenis khurafat atau mitos.

Ya, ternyata anggapan Safar sebagai bulan sial itu ada sejak zaman Nabi.

Karenanya sejarah bulan safar tak luput dari anggapan negatif orang jahiliyah.

Bahkan di Indonesia sendiri, anggapan Bulan Safat sebagai bulan sial pun masih ada diyakini sebagian masyarakat.

Seperti munculnya khurafat dan keyakinan lainnya seperti menghindari pernikahan, aqikah dan bepergian saat Bulan Safar

Meski begitu, anggapan Safar sebagai bulan sial orang jahiliyah dan Bangsa Arab tersebut telah dibantah Rasulullah SAW dalam sebuah hadis.

Dalam hal ini Rasulullah SAW sudah memperingatkan umatnya agar tak percaya akan adanya bulan sial tersebut.

Rasulullah tidak sama sekali membenarkan menganggap Bulan Safar sebagai bulan sial.

Baca juga: Bulan Safar 1444 H Segera Tiba, Ini 7 Keutamaan dan Amalan yang Dikerjakan, Hindari Perbuatan Syirik

Hal ini pun pernah disampaikan Rasulullah SAW, beliau bersabda:

“Tidak ada wabah dan tidak ada keburukan binatang terbang dan tiada kesialan Bulan Safar dan larilah (jauhkan diri) daripada penyakit kusta sebagaimana kamu melarikan diri dari seekor singa.” (HR. Bukhari).

“Tiada kejangkitan, dan juga tiada mati penasaran, dan tiada juga Safhar”, kemudian seorang badui Arab berkata:

“Wahai Rasulullah SAW, onta-onta yang ada di padang pasir yang bagaikan sekelompok kijang, kemudian dicampuri oleh Seekor onta betina berkudis, kenapa menjadi tertular oleh seekor onta betina yang berkudis tersebut ?”.

Kemudian Rasulullah SAW menjawab: “Lalu siapakah yang membuat onta yang pertama berkudis (siapa yang menjangkitinya)?” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim)

Musibah maupun kesialan seseorang sebagaimana terkandung dalam rukun Iman untuk meyakini qada dan qadar.

Sementara itu dalam Islam pun menganggap bulan tertentu sebagai bulan sial hukumnya syirik.

Perbuatan syirik adalah itikad menyamakan sesuatu selain Allah atau menyekutukan Allah.

Termasuk memalingkan bentuk ibadah dan ketentuan selain hal yang ditentukan Allah SWT.

Diketahui perbuatan syirik adalah satu di antara dosa besar yang tak diampuni Allah SWT.

Allah SWT telah berfirman dalam Al Quran Surat An Nisa : 48.

إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An Nisa : 48).

Dalam ayat tersebut dijelaskan, seseorang berjumpa Allah dalam keadaan musyrik maka tidak ada harapan baginya untuk mendapatkan ampunan Allah SWT.

Baca juga: Peringatan Rasulullah SAW untuk Umatnya yang Anggap Bulan Safar sebagai Bulan Sial, Baca Doa Ini

Doa Anjuran Rasulullah SAW Hindari Perasaan dan Perbuatan Syirik

Perlu diyakini bahwa Bulan Safar seperti bulan biasanya.

Dari penjelasan hadis dan anjuran Rasulullah SAW di atas, maka hindari perbuatan syirik yang menyimpang keimanan.

Termasuk menganggap Bulan Safar sebagai bulan sial atau penuh dengan musibah.

“Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma berkata: ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang dipalingkan dari keperluannya oleh perasaan bernasib sial maka sungguh dia telah berbuat syirik.” 

Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apa penebus perasaan itu”, beliau menjawabnya.

Rasulullah SAW mengajarkan doa agar terhindar dari perasaan syirik dan perbuatan syirik tersebut.

“Salah seorang dari kalian mengucapkan: 

“Allahumma laa khaira illa khairuka wa laa thaira illa thairuka wa laa ilaaha ghairuka”

Artinya: "Wahai Allah, tidak ada kebaikan melainkan kebaikan-Mu, tidak ada kesialan kecuali kesialan yang engkau takdirkan dan tidak ada sembahan selain-Mu.” HR Ahmad dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah, no. 1065.

Demikian, karena perasaan akan takhayul kerap membayangi hati manusia, maka dapat dibaca doa agar terhindar dari perasaan syirik dan perbuatan syirik ini sebagai doa harian.

Selain dibaca ketika menyadari khilaf muncul perasaan takhayul, baca doa tersebut setelah melakukan ibadah setelah salat dalam zikir.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved