Doa Harian
Doa-doa di Bulan Safar, Doa Tolak Bala Lengkap dengan Artinya, Termasuk Doa Anjuran Rasulullah SAW
Berikut ini kumpulan doa-doa di bulan safar yang dapat dibaca umat muslim, doa tolak bala, doa memohon perlindungan hingga doa anjuran Rasulullah SAW
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Selama ini Bulan Safar seringkali di anggap bulan sial.
Anggapan Bulan Safar sebagai bulan sial berasal dari kepercayaan masyarakat Arab dulu kala pada zaman orang-orang jahiliyah.
Mereka menganggap Bulan Safar sebagai bulan penuh malapetaka dan kesialan.
Termasuk di Indonesia sendiri ada masyarakat bahkan kalangan muslim menggap Bulan Safar sebagai bulan sial.
Seperti menggap dilarang berpergian jauh, diharuskan berpuasa, mandi safar, dilarang menikah hingga aqiqah.
Bahkan para ulama jaman dulu meyakini rabu terakhir pada Bulan Safar adalah hari didatangkannya bala di bumi hingga dikenal sebagai Rebo Wekasan.
Nah, anggapan bulan sial tersebut sama sekali tidak diajarkan Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW tidak sama sekali membenarkan anggapan tersebut.
Baca juga: Bulan Safar 1444 H Segera Tiba, Ini 7 Keutamaan dan Amalan yang Dikerjakan, Hindari Perbuatan Syirik
Hal ini dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW, beliau bersabda:
“Tidak ada wabah dan tidak ada keburukan binatang terbang dan tiada kesialan Bulan Safar dan larilah (jauhkan diri) daripada penyakit kusta sebagaimana kamu melarikan diri dari seekor singa.” (HR. Bukhari).
“Tiada kejangkitan, dan juga tiada mati penasaran, dan tiada juga Safhar”, kemudian seorang badui Arab berkata:
“Wahai Rasulullah SAW, onta-onta yang ada di padang pasir yang bagaikan sekelompok kijang, kemudian dicampuri oleh Seekor onta betina berkudis, kenapa menjadi tertular oleh seekor onta betina yang berkudis tersebut ?”.
Kemudian Rasulullah SAW menjawab: “Lalu siapakah yang membuat onta yang pertama berkudis (siapa yang menjangkitinya)?” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim)
Musibah maupun kesialan seseorang sebagaimana terkandung dalam rukun Iman untuk meyakini qada dan qadar.