Petani Penyadap Getah Pinus Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi Gerudug Kantor BKSDA Jabar

Puluhan petani penyadap getah pinus di Kabupaten Sumedang gerudug kantor Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jabar, (29/8/2022) di Jalan

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Puluhan petani penyadap getah pinus di Kabupaten Sumedang gerudug kantor Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jabar, (29/8/2022) di Jalan Gedebage, Kota Bandung.

Kedatangan para petani penyadap getah pinus ini karena belum ada kepastian terkait perpanjangan kerjasama antara kelompok tani hutan (KTH) dengan BKSDA Jabar selepas berakhir di Maret lalu.

Para petani penyadap getah pinus ini biasa mencari nafkahnya di wilayah Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi.

Ada sebanyak tiga kepala desa yang ikut mendampingi para petani penyadap getah ini datang ke kantor BBKSDA Jabar, yakni Kades Jayamekar, Idi Kusnadi, Kades Buanamekar, Diki Hermanto, dan Kades Cimarias.

Kades Jayamekar, Idi Kusnadi mengatakan berbagai upaya telah dilakukan semisal pengajuan perpanjangan perjanjian kerjasama (PKS) ke BKSDA Jabar agar mereka bisa kembali lakukan aktivitas pemungutan hasil hutan bukan kayu, yakni getah pinus.

Baca juga: Puluhan Penyadap Getah Pinus dari Cibugel Sumedang Geruduk Kantor BBKSDA Jabar, Pertanyakan soal Ini

"Tapi, sampai sekarang belum ada kejelasan dari BBKSDA Jabar apakah akan diperpanjang atau tidak. Artinya, secara tidak langsung BBKSDA telah melanggengkan kemiskinan baru di pedesaan khususnya desa penyangga di wilayah konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi," katanya.

Berdasar aturan hukum dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Desa Penyangga atau Kelompok Tani Hutan berhak untuk melakukan Kerjasama di kawasan konservasi Taman Buru Kareumbi.

"Kami menuntut BBKSDA segera tandatangani dan sahkan PKS kemitraan konservasi di Taman Buru Kareumbi. Kami minta kepastian apakah diperpanjang atau tidak, ya hari ini biar ada kejelasan. Kalau memang harus menunggu ya harus berapa lama lagi," katanya seraya menyebut ada 11 KTH di wilayah Kareumbi.(*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved