Ribuan Lulusan SMA/SMK Bersertifikat di Jabar 'Diserap' ke Pabrik BYD, Sudah Ikut Pelatihan

Dedi Mulyadi mengatakan, total ada 4.500 lulusan SMA/SMK di Jawa Barat yang sudah mengikuti pelatihan di Dinas Pendidikan dan siap diserap oleh BYD. 

Humas Subang Smartpolitan
Pembangunan Pabrik Mobil Listrik BYD di Kawasan Industri Subang Smartpolitan. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Nazmi Abdurrahman

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ribuan lulusan SMA/SMK bersertifikat di Jawa Barat, 'diserahkan' ke BYD, perusahaan otomotif yang tengah membangun pabrik di Kabupaten Subang.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengatakan, total ada 4.500 lulusan SMA/SMK di Jawa Barat yang sudah mengikuti pelatihan di Dinas Pendidikan dan siap diserap oleh BYD

“4.500 lulusan SMA, SMK di Jawa Barat yang sudah mengikuti pelatihan untuk bekerja di perusahaan otomotif BYD di Subang di kawasan Surya Cipta. Sehingga ini tahap awal, tahap berikutnya nanti mungkin ada penyerahan lagi 5.000 atau 6.000,” ujar Dedi, Kamis (2/10/2025).

Dikatakan Dedi, jumlah lulusan SMA/SMK di Jabar yang bersertifikat akan terus bertambah demi memenuhi kebutuhan tenaga kerja siap pakai di industri kendaraan listrik yang diperkirakan terus tumbuh.

Baca juga: Ramaikan Pasar Otomotif Jabar, DFSK dan SERES Hadirkan Tiga Tipe Unggulan di GIIAS Bandung 2025

"(4.500) Ini tenaga kerja yang sudah lulus pelatihan, punya sertifikat dan siap bekerja. Tinggal pembentukan mental. Pembentukan mental bisa dilakukan dengan konsep barak militer,” katanya.

Melalui skema penyiapan tenaga kerja ini, kata Dedi, industri tidak perlu lagi menganggarkan pelatihan untuk calon tenaga kerja terampil, karena sudah ditangani oleh Pemerintah Provinsi Jabar.

"Sehingga industri memiliki cost yang rendah untuk membuat pelatihan karena pelatihannya sudah menjadi tanggungan pemerintah Provinsi,” katanya.

Upaya pemenuhan kebutuhan investor terhadap tenaga kerja lokal terampil ini, menjadi salah satu fokus Pemprov Jabar dalam memberikan kenyamanan pada industri. 

Sebab, kata Dedi, penting untuk menyiapkan pelayanan baik urusan perizinan, tenaga kerja hingga lahan agar perekonomian daerah bergerak, lapangan kerja terbuka. 

“Jadi hari ini satu, saya mencoba membuka investasi untuk ramah masuk di Jawa Barat. Ngurus perizinannya tidak boleh berliku-liku dan berlama-lama. Saya ngurus bagaimana keamanannya, tidak boleh ada premanisme. Negara harus hadir dalam setiap hal,” katanya.

Baca juga: Industri Otomotif Dongkrak Ekonomi, GIIAS Bandung 2025 Jadi Etalase Pertumbuhan

Kedua, Dedi juga ingin memberikan kepastian pada investor terkait urusan pengadaan lahan yang harus lancar serta mempersiapkan tenaga kerja lokal untuk mengisi kebutuhan lowongan di industri tersebut. 

"Pemerintah harus punya rencana itu. Dalam setiap waktu dia harus bisa membaca, menjemput, membaca, menjemput, membaca, menjemput,” ucapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved