Taiwan Ingin Bisa Terlibat dalam Komunitas Penerbangan Sipil Internasional, Butuh Dukungan Indonesia
Melalui TETO Surabaya, Taiwan minta dukungan Indonesia agar bisa terlibat dalam komunitas penerbangan sipil internasional.
Taiwan sedang meminta dukungan dari berbagai kalangan di Indonesia untuk partisipasi Taiwan dalam International Civil Aviation Organization (ICAO).
Seruan ini disampaikan Benson Lin, Direktur Jenderal Taipei Economic and Trade Office (TETO) Surabaya melalui siaran pers yang diterima redaksi.
Disebutkan dalam siaran pers itu, dunia penerbangan merupakan salah sektor paling terdampak pandemi COVID-19 dan membutuhkan waktu untuk kembali ke kondisi normal.
Pada 27 September 2022, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) akan mengadakan Sidang Umum ke-41, dengan tema "Menghubungkan kembali dunia."
Tema ini dibuat untuk menunjukkan komitmen komunitas penerbangan sipil internasional terhadap program pemulihan pascapandemi.
Benson Lin menyebut, keselamatan penerbangan tidak mengenal batas. Selama ini ICAO mengundang semua pihak untuk berpartisipasi dalam pertemuan di semua tingkatan.
Namun, kata Benson Lin, Taiwan sebagai bagian dari operasi penerbangan global, yang bertanggung jawab atas "Wilayah Informasi Penerbangan Taipei" (Taipei Flight Information Region, Taipei FIR singkatnya), dan memiliki lalu lintas udara dalam jumlah besar di Asia Timur, tidak dapat berpartisipasi karena faktor politik.
Benson meminta ICAO untuk memegang teguh tujuan pendiriannya, menghilangkan faktor politik, dan mengundang Administrasi Penerbangan Sipil Taiwan untuk berpartisipasi dalam Majelis Umum ICAO berdasarkan fakta-fakta berikut:
1. ICAO yang inklusif
ICAO telah lama mengundang negara-negara non-partai, organisasi internasional penerbangan sipil non-pemerintah penting, dan bahkan perusahaan penerbangan sipil untuk berpartisipasi dalam pertemuan ICAO di semua tingkatan. Demi menjaga keamanan penerbangan sipil internasional dan perkembangannya.
2. Pentingnya Taipei FIR
Taipei FIR adalah salah satu bagian dari 300 FIR ICAO di seluruh dunia serta merupakan bagian integral dari FIR global. Taipei FIR memiliki 18 rute internasional, 4 rute domestik, dan 17 bandara yang menyediakan layanan penerbangan sipil.
Sebelum merebaknya COVID-19, pada tahun 2019, FIR Taipei telah menyediakan lebih dari 1,85 juta penerbangan kontrol lalu lintas udara dan sekitar 72 juta penumpang udara, mengalami peningkatan 5,7 persen dan 4,7 % dibandingkan tahun 2018.
Dalam dua tahun terakhir, akibat dampak pandemi, penumpang udara menurun secara signifikan, kemudian pada 2020 dan 2021, penerbangan terkontrol tetap tersedia sebanyak 1,01 juta dan 830.000.
"Meskipun lalu lintas penumpang udara sangat terkena dampak pandemi, segmen kargo udara menunjukkan kinerja yang cemerlang," kata Benson Lin.
Pada 2021, volume kargo udara sekitar 2,92 juta ton, terjadi peningkatan substansial sekitar 26 % dibandingkan sebelum pandemi (2,31 juta ton pada tahun 2019).
Menurut statistik Airports Council International (ACI), volume kargo internasional Bandara Internasional Taoyuan, bandara yang terbesar di Taiwan, telah melonjak ke tempat keempat di dunia pada tahun 2020.
3. ICAO membangun kembali jaringan transportasi global, harus mengikutsertakan Badan Penerbangan Sipil Taiwan
Badan Penerbangan Sipil Taiwan sebagai pihak manajemen Taipei FIR, bertanggung jawab atas manajemen navigasi yang aman, menyediakan layanan informasi penerbangan yang lengkap, dan perencanaan rute wilayah udara yang aman dan efisien.
Dalam segi manajemen risiko dan keamanan ICAO harus mengizinkan Badan Penerbangan Sipil Taiwan, sama seperti setiap otoritas penerbangan sipil FIR di dunia, berpartisipasi dalam ICAO dan memperoleh informasi ICAO secara real time, untuk memastikan keselamatan dan efisiensi penerbangan semua pesawat dan penumpang yang menggunakan Taipei FIR di seluruh dunia, serta mencapai tujuan ICAO untuk membangun kembali jaringan transportasi global di era pasca-pandemi.
4. Kerja sama regional, sejalan dengan kepentingan pembangunan regional
Pencapaian perkembangan transportasi udara Taiwan telah diakui oleh banyak orang, dan partisipasi Administrasi Penerbangan Sipil Taiwan di ICAO dapat mendorong kerja sama regional.
Mengambil contoh layanan penerbangan, ICAO mempromosikan proyek Asia-Pacific Cross-Border Multi-Nodal ATFM Collaboration di kawasan Asia-Pasifik untuk mengurangi kemacetan lalu lintas udara di berbagai bandara, meningkatkan efisiensi bahan bakar penerbangan di Asia Pasifik.
"Tertinggalnya Badan Administrasi Penerbangan Sipil Taiwan dalam partisipasi ini dapat menyebabkan kemacetan dalam pertumbuhan lalu lintas udara secara keseluruhan di kawasan Asia-Pasifik," kata Benson Lin.
Menurut Benson Lin, kiprah Taiwan di berbagai bidang seperti keselamatan penerbangan, hak asasi manusia, kesehatan, perlindungan lingkungan dan pengurangan karbon, telah diakui oleh banyak negara, termasuk Indonesia.
Demi melindungi standar tertinggi keselamatan dan standar pelayanan terbaik udara antara Indonesia dan Taiwan, Benson Lin meminta semua kalangan di Indonesia mendukung partisipasi substansial Taiwan dalam konferensi, kegiatan, dan mekanisme teknis ICAO.
"Dengan 'Menghubungkan Kembali Taiwan' (Reconnecting Taiwan), bergandengan tangan dengan Taiwan untuk melindungi dan menjaga kawasan udara yang lebih aman," kata Benson Lin.