Ingin Merdeka dari Eksploitasi Alam, Kain Merah Putih Raksasa Dibentangkan di Tebing Hawu Padalarang

Kain merah putih raksasa membentang di Geo Theater Tebing Hawu, Padalarang, KBB sebagai simbol ingin merdeka dari eksploitasi perusahaan tambang

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/HILMAN KAMALUDIN
Sejumlah pemuda mengikuti upacara memperingati HUT ke-77 RI di Kawasan Karst Citatah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Rabu (17/8/2022). Kain merah putih raksasa membentang di Geo Theater Tebing Hawu, Padalarang, KBB sebagai simbol ingin merdeka dari eksploitasi perusahaan tambang 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Kain merah putih raksasa membentang di Geo Theater Tebing Hawu, Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat upacara peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan RI, Rabu (17/8/2022).

Kain merah putih berukuran 15x10 meter tersebut dibentangkan di antara dua tebing karst dengan ketinggian 85 meter, lalu peserta menghormat dengan menghadap ke atas tebing sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Ketua Forum Pemuda Peduli Karst Citatah (FP2KC), Deden Syarif Hidayat mengatakan, lokasi yang digunakan untuk upacara tersebut merupakan Kawasan Cagar Alam Geologi (KCAG), tetapi masih ada perusahaan tambang yang beraktivitas di kawasan ini.

"Maka dari itu, upacara yang digelar disini sebagai simbol, bahwa kami ingin merdeka dari eksploitasi alam," ujarnya saat ditemui di sela-sela kegiatan, Rabu (17/8/2022).

Baca juga: Forum Pemuda Peduli Karst Citatah Dapat Kalpataru, DLH Jabar Sudah Susun Master Plan Karst Citatah

Kegiatan tersebut digelar di Karst Citatah sebagai bentuk kepedulian warga karena selama ini, masih ada eksploitasi alam berupa aktivitas tambang di sepanjang bentangan karst dari Padalarang hingga ke Cipatat.

"Karena selama ini pemerintah belum serius dalam hal menjaga kerusakan lingkungan. Buktinya masih banyak perusahaan tambang raksasa yang masih aktif meski di wilayah terlarang seperti KCAG," kata Deden.

Selain itu, kata dia, dalam kegiatan ini juga ada nilai yang ingin disampaikan karena Karst Citatah sendiri memiliki manfaat yang tidak sedikit bagi masyarakat sekitar.

"Manfaatnya memang tidak sedikit mulai dari mata air dan keseimbangan alam lain. Lalu, komunitas ini memiliki pemaknaan sendiri dalam memperingati kemerdekaan," ucapnya.

SWAFOTO DI STONE GARDEN --- Sejumlah pengunjung asyik berswafoto di kawasan hamparan batu di lingkungan Stone Garden, Kampung Giri Mulya, Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Senin (5/12/2016). Batu Gamping yaitu batuan endapan yang terbentuk di dasar lautan dan disusun berbagai cangkang binatang laut dalam kurun waktu jutaan tahun.
SWAFOTO DI STONE GARDEN --- Sejumlah pengunjung asyik berswafoto di kawasan hamparan batu di lingkungan Stone Garden, Kampung Giri Mulya, Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Senin (5/12/2016).  (TRIBUN JABAR/ZELPHI)

Menurutnya, jika dulu pahlawan memperjuangkan kemerdekaan, maka generasi selanjutnya harus bisa mempertahankan, termasuk mempertahankan Kars Citatah supaya tidak sampai habis dieksploitasi.

Baca juga: Wisata Edukasi Sejarah di Curug Walanda Citatah KBB, agar Milenial Tahu Kehidupan Pendahulunya

"Karena penjajahan sudah selesai dan kita sudah 77 tahun merdeka, sekarang nampaknya kita masih belum merdeka terkait eksploitasi sumber daya alam kita," kata Deden.  (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved