SDN Sukawayana Punya Murid Paling Sedikit di Cikakak Sukabumi, Sekelas Hanya 6 Orang
Kepala SDN Sukawayana, Sri Mulatsih, sekolah di jalur wisata ini hanya memiliki total sekitar 50 murid.
Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Kabupaten Sukabumi M Rizal Jalaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI- Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sukawayana di Desa Cikakak, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, masuk daftar sekolah paling sedikit murid di Cikakak.
Sekolah yang berada di jalur wisata ini hanya memiliki total sekitar 50 murid SD.
Kepala SDN Sukawayana, Sri Mulatsih, mengatakan penyebab sedikitnya murid karena lokasi sekolah bukan di area pemukiman warga.
"Yang paling signifikan sekolah ini letaknya tidak di lingkungan pemukiman penduduk. Murid sebanyak ini pun saya sudah alhamdulillah karena mungkin ada beberapa SD juga muridnya sedikit. Di Sukawayana baru dua tahun terakhir," ujar Sri Mulatsih ditemui di SDN Sukawayana, Rabu (10/8/2022).
Kabar merger atau penggabungan sekolah dengan sekolah lain juga ikut menyebabkan sedikit murid di SDN Sukawayana.
"Pertama mungkin karena tidak ada di pemukiman penduduk, kedua mungkin memang karena ada berita, kabar-kabar, kalau kita mau merger dengan SD tetangga," kata Sri Mulatsih.
Baca juga: Murid SDN Banjarsari Sempat Ngampar saat Belajar, Bupati Subang Minta Maaf, Ngaku Tak Punya Anggaran
Menurut Sri Mulatsih, proses pembelajaran tetap berlangsung lancar meskipun murid sedikit. Ia menyebut, satu kelas ada yang hanya berjumlah enam murid.
"Kami belajar seperti biasa aja, lancar-lancar saja. Kalau untuk satu kelas, kelas 1 ada 11 orang, yang paling sedikit 6 di kelas 3 sama kelas 2," ucapnya.
Isu merger. kata Sri Mulatsih, berdampak pada bantuan-bantuan yang tidak sampai ke sekolah di antaranya bantuan Lab komputer dan sebagainya.
Ia pun berharap SDN Sukawayana tetap berkibar dan proses pendidikan tetap berlangsung.
"Harapan saya bendera Sukawayana terus berkibar, tidak harus di merger, karena di sini prestasinya membanggakan," ujar Sri Mulatsih.