Kecelakaan Maut di Ciamis, Korban Menumpuk Terkurung Terpal, 8 Meninggal Dunia, Sembilan Luka-luka
Delapan orang tewas dan sembilan lainnya luka-luka saat sebuah pikap sarat muatan hilang kendali dan terjungkal di tikungan “Warung Mbah Godek” dalam
TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS - Delapan orang tewas dan sembilan lainnya luka-luka saat sebuah pikap sarat muatan hilang kendali dan terjungkal di tikungan “Warung Mbah Godek” dalam kecelakaan maut di Ciamis.
Kecelakaan maut di Ciamis itu, tepatnya terjadi di Jalan Raya Cikijing-Sukamantri-Panjalu, di Dusun Cimara, Desa Cibeureum, Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis, Senin (8/8) pagi.
Mobil meluncur deras sebelum akhirnya terhenti di dasar jurang. Dalam kecelakaan maut di Ciamis itu, belasan penumpang yang duduk di bak terbuka terbentur-bentur dan saling tertindih. Begitu pula empat lainnya yang ada di kabin.
Aup (37), Ketua RW 16, Dusun Cimara, yang ikut mengevakuasi para korban, mengatakan semua korban kecelakaan ini adalah satu keluarga, rombongan dari Jatiwangi, Majalengka yang hendak ke Panjalu, Ciamis, untuk menghadiri syukuran khitanan. Di mobil Misthubisi Colt E 8393 YJ yang terjungkal, ujarnya, terdapat sebanyak 17 orang.
Baca juga: 5 Korban Meninggal Kecelakaan Maut Mobil Pikap di Ciamis Dimakamkan Berjajar di Majalengka
“Empat orang di depan termasuk sopir. Lebihnya di belakang, di bak terbuka, ditutup terpal menggunakan penyangga dari bambu,” ujarnya.
Sebelum kecelakaan terjadi, ungkap Aup, mobil meluncur dari arah Maniis, melintasi jalan menurun yang berbelok-belok.
"Ketika melintas tikungan dekat warung kopi milik Endang Purnama alias Mbah Godek, mobil bak sepertinya mengalami gangguan rem, sehingga mobil yang seharusnya belok kiri mengikuti tikungan, malah meluncur lurus dan terbang di atas kebun cabai Mang Aep,” ujar Aup.
Setelah terbang melewati kebun cabai Mang Aep, mobil pun akhirnya terjun ke jurang belakang rumah Mang Alit dan nyungsep di rumpun bambu.
"Posisi mobil nyungsepnya nungging. Kabin depannya ke bawah ringsek menghantam rumpun bambu,” ujarnya.
Meski terjun ke jurang, kata Aup, tak ada penumpang yang terpelanting ke luar. Mereka tak terlempar karena terhalang terpal yang sengaja dipasang sebagai atap.
“Para korban yang meninggal, semuanya ditemukan menumpuk dalam bak terbuka yang dikurung atap terpal itu. Ada tujuh orang yang meninggal. Kondisinya luka-luka. Ada anak-anak, tapi kebanyakan orang dewasa. Kami ramai-ramai melakukan evakuasi bersama petugas,” kata Aup.
Aup mengatakan, sewaktu dievakuasi, empat penumpang yang ada di kabin depan masih selamat. "Tapi luka-luka. Paling parah kondisi sopir,” ujarnya.
Epeng, sopir mobil itu, terjepit di antara stir dan kabin yang ringsek berada di posisi paling bawah.
“Ada sekitar tiga jam lamanya kami berupaya mengeluarkan itu. Baru sekitar pukul 11.00 sopir itu berhasil kami evakuasi. Dia yang terakkhir dievakuasi,” ujarnya.
Semua korban, kata Auf, mereka larikan ke Puskesmas Sukamantri. "Baru dari Puskesmas Sukamantri para korban dirujuk ke RSUD Ciamis," ujarnya.
Auf mengatakan, tikungan “Warung Mbah Godek” di Jalan Raya Maniis memang dikenal rawan. Sebab selain sempit, jalanan juga menurun dan berkelok-kelok.
Tiga bulan lalu, ujarnya, sebuah bus pariwista juga hilang kendali dan melabrak empat rumah di jalur tersebut. Empat orang meninggal dunia, puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Sebelumnya, Minggu (30/1) pagi, sebuah mobil yang membawa rombongan keluarga dari Dusun Cijauh, Desa Sindangpanji, Cikijing, Majalengka juga terbang masuk jurang sedalam 25 meter di belokan Blok Pasir Haur Simpar Atas. Dua orang meninggal, dan 11 lainnya luka-luka.
“Jalur jalan Maniis Cikijing-Sukamantri ini memang rawan kecelakaan. Di belokan Blok Werkit ini saja dalam dua tahun ini sudah terjadi lima kali kecelakaan. Umumnya kecelakaan tunggal, seharusnya belok tikungan ini malah lurus,” ujar Aup.
Kondisi jalan yang sempit, menurun, dan berbelok-belok, menurut Aup, menjadi salah satu faktur penyebab.
“Jalan ini ramai kendaraan padahal jalannya sempit dan berbelok. Jadi raawan kecelakaan,” ujar Aup.
Warga sangat berharap Pemprov Jabar bisa memperlebar jalan provinsi yang menghubungkan Panjalu/Sukamantri (Ciamis) dengan Cikijing (Majalengka) tersebut.
“Jalan ini juga gelap di waktu malam, perlu ada penerangan jalan. Perlu ada rambu-rambu serta marka di sisi jalan sebagai bamper kalau terjadi kecelakaan, sehingga kendaraan tidak langsung terjun ke jurang, tetapi terhalang oleh marka penghalang di sisi jalan,” harapnya.
Pelebaran jalan, pemasangan rambu-rambu, PJU serta marka sisi jalan tersebut sangat diperlukan terlebih jalur jalan Sukamantri-Cikijing tersebut makin ramai digunakan sebagai jalur alternatif menuju Tol Cipali dan Bandara Kertajati.
Kapolres Ciamis AKBP Tony Prasetyo Yudhangkoro mengatakan masih belum bisa memastikan penyebab kecelakaan yang menyebabkan delapan korban tewas ini.
"Kami masih melakukan pendalaman," ujarnya singkat. (andri m dani/nazmi abdurahman/eki yulianto/kiki andriana)
Korban Tewas
1. Muhammad Rumli (29), warga Desa Tolengas, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang.
2. Alimudin (51), warga Desa Burujul Wetan, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.
3. Ade (40), warga Desa Burujul Wetan, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.
4. Yudi, warga Desa Ranji Kulon, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.
5. Elis, warga Desa Burujul Wetan, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.
6. Rapidin, warga Desa Burujul Wetan, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.
7. Fariz, warga Desa Burujul Wetan, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.
8. Putra Al Akbar, warga Desa Burujul Kulon, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.