Kisah Pilu Murid di SDN Banjarsari Subang, 4 Tahun Harus Belajar di Lantai, Mendadak Dikirim Kursi
Setelah ramai diberitakan, mendadak SDN Banjarsari dikirim puluhan meja dan kursi.
Penulis: Ahya Nurdin | Editor: taufik ismail
TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Kisah pilu merebak di Kabupaten Subang. Bertahun-tahun, sebuah sekolah dasar negeri di sana tak memiliki kursi dan meja.
Akibatnya, puluhan murid terpaksa belajar di lantai yang dingin. Tanpa alas, kecuali kain seragam mereka yang tipis.
Kondisi menyesakkan ini terjadi SDN Banjarsari di Desa Cirangkong, Kecamatan Cijambe.
Di sana, hanya murid-murid kelas 1, 2, dan 3 yang bisa menikmati fasilitas meja dan kursi, sementara kelas 4. 5, dan 6, terpaksa "melantai".
Syahila Putri Raihah, murid kelas 5, mengaku sudah sejak satu tahun lalu ia dan teman-teman sekelasnya belajar di lantai.
"Sering pegal. Pengen banget ada kursi dan meja," ujar Syahila, saat ditemui di sekolahnya SDN Banjarsari, Rabu (3/8/2022).
Hal senada pun diungkapkan oleh Silva Riana, murid kelas 6.
Ia mengaku bersama teman-teman sekelasnya sudah belajar di lantai sejak naik ke kelas 4.
"Belajar di lantai rasanya enggak enak. Kepala harus sering nunduk. Pengen cepat-cepat ada kursi sama meja," ujarnya.
Idris, salah seorang guru di SDN Banjarsari, mengatakan pihak sekolah sudah memohon bantuan pembuatan meja dan kursi belajar untuk tiga ruang kelas ini kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Subang sejak 2018 lalu.
"Sudah lama, dari sebelum ada Covid-19. Tapi, enggak tahu kenapa belum juga ada respons," kata Idris.
Dihubungi Tribun, kemarin, Kepala Bagian Perencana Ahli Dinas Pendidikan dan Budaya (Disdikbud) Subang, Dudi Awaludin, mengatakan permohonan pengadaan meja dan kursi belajar untuk SDN Banjarsari belum bisa mereka penuhi karena Disdikbud memang tak memiliki anggaran untuk pengadaannya.
Selama dua tahun terakhir, ujarnya, anggaran difokuskan untuk penanganan pandemi Covid-19.
"Anggaran untuk sekolah difokuskan untuk pengadaan sarana prokes seperti masker, wastafel, dan thermo gun serta anggaran untuk menunjang pembelajaran daring," ujar Dudi.
Selama pandemi, ujarnya, tak ada anggaran untuk sekolah yang digunakan untuk pembangunan maupun maupun pengadaan mebeler.