Persib Bandung
Bobotoh DESAK Robert Alberts Mundur, 2 Pertandingan Lagi Jadi Penentu Nasibnya di Persib Bandung
Saat Persib Bandung gagal di Piala Presiden tahun 2022 lalu, ingat Ibro, Robert beralasan bahwa saat itu timnya lebih fokus di Liga 1
Penulis: Cipta Permana | Editor: Ravianto
"Kalau empat pertandingan awal ini hasilnya tidak berubah, ya wayahna tanggung jawab. Terkait durasi kontrak pelatih yang sampai 2025, itu mah risiko manajemen karena mengambil langkah demikian. Tapi keinginan bobotoh kan cuma satu, Persib Bandung bisa juara," ujarnya.
Ketua umum Bobotoh Maung Bersatu (BOMBER), Asep Abdul, mengatakan selain hasilnya yang kurang memuaskan, kekecewaan bobotoh juga muncul karena melihat bentuk permainan dan strategi yang diterapkan pelatih Robert Alberts monoton.
"Melihat cara bermain tim saat kemarin (pekan lalu) waktu main di Cikarang dan di Bandung itu, aduh benar-benar harus cepat di benahi."
"Terutama dari aspek fisik pemain yang kurang maksimal, dan strategi yang monoton lah. Apalagi main di depan puluhan ribu bobotoh. Harusnya lebih dinamis," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, kemarin.
Terkait desakan mundur bagi Robert dari kursi pelatih utama Persib, Bomber, ujarnya, tak terburu-buru.
Mereka masih akan melihat sejauh mana komitmen dari manajemen dan juru taktik asal Belanda tersebut.
"Target manajemen dan Robert Rene Alberts, kan, mampu membawa Persib Bandung juara musim ini. Jadi tinggal tunggu saja konsekuensinya. Kalau ternyata enggak bisa juara, ya udah, buat apa ditahan lagi. Kalau enggak mampu juara, Robert Rene Alberts harus angkat kaki dari Persib musim depan sebagai bentuk pertanggungjawaban," ucapnya.
Salahkan Wasit
Sebelumnya, permintaan maaf disampaikan Robert Alberts usai kekalahan timnya di Madura United, Sabtu.
Pada konferensi pers seusai laga, Robert mengatakan dalam sepakbola segala sesuatu dapat terjadi.
"Inilah sepakbola. Ada menang, ada kalah. Kekecewaan yang kami rasakan pun bukan hanya karena kami gagal menang di laga kandang dan di hadapan bobotoh, tapi juga karena wasit yang memutuskan hal berbeda dalam hal pemberian penalti bagi kedua tim," ujarnya.
Robert mengatakan, pada babak pertama seharusnya timnya mendapatkan penalti setelah Ezra Walian ditarik pemain lawan di dalam area terlarang.
"Namun, asisten wasit terdekat dengan terjadinya pelanggaran justru tidak berbicara kepada wasit utama bahwa itu pelanggaran. Ini yang kami sesalkan," ujarnya.
"Padahal, seandainya kita dapatkan penalti dan unggul 2-0, tentu situasi pasti berbeda," ujarnya.
Namun, di luar itu, Robert juga mengakui masih adanya sejumlah kekurangan yang ditunjukkan skuatnya. "Kami akan memperbaiki beberapa kekurangan agar di laga berikutnya kami bisa meraih target yang kami inginkan," janjinya. (cipta permana)