Anggota Komisi Mengamuk, Merasa tak Dihargai Ketua, BK DPRD Garut Minta Maaf
Rekaman video anggota DPRD Garut yang mengamuk di ruang rapat DPRD tersebar tak lama setelah peristiwa itu terjadi, Senin (25/7/2022) sore.
Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Hermawan Aksan
Juju mengatakan, selain Perda Pelestarian Domba Garut, ada dua perda lain yang hari itu dibahas, yakni Perda Pesantren dan Penamaan Jalan.
Ketiga perda tersebut menurutnya akan segera dibahas dalam rapat paripurna sehingga harus dimatangkan terlebih dulu.
"Namun, yang sedang diperjuangkan, yaitu domba garut, malah tidak ditanggapi oleh ibu ketua. Dia bilang buat apa, lagian tidak ada anggarannya," ujar Juju.
Jawaban itulah, yang menurut Juju, membuatnya naik pitam.
"Saking marahnya, saya sampai banting itu mik, ponsel juga saya banting."
"Saya mohon maaf sampai marah-marah seperti itu," ujarnya.
Kepada Tribunjabar.id, Ketua DPRD Garut, Euis Ida Wartiah, mengatakan tudingan bahwa ia tak menghargai pendapat anggotanya ketika rapat adalah tidak benar.
Soal Perda Pelestarian Domba Garut, ujarnya, sudah dibuatkan naskah akademiknya di salah satu universitas di Garut.
"Jadi, mana ada penolakan kalau sudah dibuat naskah akademik?" ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (26/7).
Saat itu, kata Euis, ia juga tak sedang membahas tentang anggaran.
"Kalau di video itu, kita kan di sana sedang ngobrol. Itu kan Ibu Juju marah-marah sendiri aja, tidak ada acara dengan perda," ujarnya.
Euis mengaku sangat menyayangkan cuplikan video tersebut bisa tersebar dan bahkan menjadi viral di media sosial.
"Kejadian itu sangat memalukan untuk DPRD Garut. Apalagi untuk saya selaku ketua," ujarnya.
Ketua Badan Kehormatan DPRD Garut, Dadang Sudrajat, mengatakan insiden marah-marah anggota dewan, Senin lalu itu, terjadi bukan pada saat rapat, melainkan sesudah rapat.
"Itu lagi ngobrol-ngobrol santai sesudah rapat, mungkin ada ketersinggungan ketika berbicara pengen diperhatikan, sementara pada saat itu banyak orang yang ngobrol jadi tidak fokus," ucapnya.