PAI Unisba Gelar Seminar Internasional Pendidikan Islam, Libatkan Pembicara dari Malaysia dan Brunei

Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Unisba menggelar seminar internasional pertamanya.

Penulis: Cipta Permana | Editor: Giri
Unisba
Rektor Unisba, Edi Setiadi. Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Bandung (Unisba) menggelar seminar internasional pertamanya dengan topik “Islamic Education in Southeas Asia”.  

Laporan wartawan Tribunjabar.id, Cipta Permana

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Bandung (Unisba) menggelar seminar internasional pertamanya dengan topik “Islamic Education in Southeas Asia”. 

Dalam seminar yang digelar secara daring  tersebut, yang jadi pembicara adalah Ab Halim Tamuri dari Universiti Kebangsaan Malaysia, Gamal Abdul Nasir Zakaria dari Universiti Brunei Darussalam, dan Aep Saepudin dari Unisba. 

Sebanyak 102 peserta hadir secara virtual. Bukan cuma dari Indonesia, peserta juga datang dari Malaysia dan Brunei Darussalam.  

"Saya sangat mengapresiasi kepada para panitia atas terselenggaranya seminar internasional ini. Apalagi, para pemateri merupakan para tokoh yang kredibel dan yang mumpuni di bidangnya," ujar Rektor Unisba, Edi Setiadi, dalam sambutan pembukaan kegiatan tersebut, Sabtu (23/7/2022)

Dalam kesempatan tersebut, Ab Halim Tamuri mempresentasikan materi tentang “Integrating Islamic Knowledge and Science in the 21st Century Education System.” 

Dato menjelaskan, penerapan pembelajaran pendidikan Islam di Asia Tenggara terdiri dari dua kluster.

Pertama, pendidikan Islam sebagai sebuah subjek. Kedua, pendidikan Islam sebagai sebuah sistem. 

Baca juga: Cerita Pemain Persib Bandung di Unisba, Selain Jadi Pesepakbola Juga Jadi Pengusaha

"Tantangan yang dihadapi pendidikan Islam dalam upaya implementasi sistem pendidikan adalah adanya pemisahan antara sain dan ilmu agama," ujarnya.

Menurutnya, klaster kedua ini perlu dikritisi karena Al-Qur'an sebagai pedoman, tidak hanya memberikan informasi mengenai ajaran agama saja.

Namun, berisikan bukti penciptaan langit dan bumi, ilmu matematika, biologi, fisika, geografi, bahkan sejarah.

"Tujuan akhir dari pembelajaran yang mengintegrasikan agama dan sains adalah mengesakan Allah," katanya.

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Unisba, Aep Saepudin, menjelaskan materi mengenai Islamic Education in Indonesia: Challenges and Strategies in Global Era.

Menurut Aep, tantangan pendidikan Islam di masa kini adalah perkembangan sains dan teknologi, demokratisasi dan dekadensi moral. 

Permasalahan ini, lanjutnya, perlu diatasi dengan membangun kualitas pendidikan di tengah kehidupan global yang sangat kompetitif. 

Baca juga: Rayakan Semangat Idul Adha 1443 H, Unisba Sembelih 15 Hewan Kurban yang Disiarkan via Zoom Meeting

"Dengan demikian, perlu adanya elemen-elemen pendukung yaitu sumber kualitas pendidikan, dana yang memadai, dan lingkungan sosial yang kondusif," ucapnya. 

Sedangkan Gamal Abdul Nasir mempresentasikan materi mengenai pendidikan Islam di Brunei Darussalam. Dia menggambarkan, kurikulum Brunei yang disebut dengan model kurikulum SPN 21. 

Model tersebut, kata dia, mendeskripsikan bahwa dalam pengetahuan, sikap dan nilai serta keterampilan harus menjadi landasan dalam mempelajari pendidikan Islam. 

Maka, dalam model tersebut pelajar harus memiliki kemahiran berpikir, literasi digital, kewirausahaan, program kemahiran masyarakat dan aktivitas kurikulum. 

Baca juga: Tiga Pemain Pasti Jalani Debut Bareng Persib Bandung Malam Nanti Lawan Bhayangkara, 5 Tunggu Giliran

Menurutnya, posisi pendidikan Islam disamakan dengan subjek lain seperti sain, bahasa, matematika, dan lain-lain. Terlebih Brunei, memiliki visi pendidikan dalam “Brunei Vision 2035” yaitu “the accomplishment of its well-educated and highly skilled people”. 

"Upaya yang harus dilakukan untuk mencapai visi tersebut, terletak pada kualitas gurunya. Guru harus meningkatkan kreativitas, inovasi dan kompetensi pada proses pembelajaran, siap menghadapi perubahan Revolusi Industri 4.0, serta memanfaatkan kecanggihan teknologi," katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved