Hari Anak Nasional

Diiringi Musik Calung, Gelak Tawa Ceria dan Kebahagiaan Warnai Anak-anak Ikuti Permainan Tradisional

Diiringi musik calung, lebih dari seratus orang anak bergembira dan ceria mengikuti permainan tradisional yang sudah jarang dimainkan.

Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/LUTFI AHMAD MAULUDIN
Diiringi musik calung, lebih dari seratus orang anak bergembira dan ceria mengikuti permainan tradisional yang sudah jarang dimainkan dalam rangka Hari Anak Nasional di Kompleks Pendidikan Salman Khairina, Desa Cimenyan, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Sabtu (23/7/2022). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Lebih dari seratus orang anak terlihat bergembira dan ceria mengikuti permainan tradisional, yang jarang dimainkan oleh anak-anak sekarang.

Permainan tersebut merupakan permainan khas Jawa Barat, atau biasa disebut kaulinan budak, seperti oray-orayan, egrang, sapintrong, dan boy-boyan.

Suasana semakin meriah, sebab saat digelarnya permainan, diiringi oleh lantunan musik calung.

Gelak tawa dan canda kerap terlihat, di antara mereka.

Luar biasanya, musik calung tersebut juga dimainkan oleh anak-anak, bahkan penabuh gendang nya pun anak-anak.

Anak-anak tersebut terlihat antusias mengikuti, satu demi satu permainan yang digelar, di lapangan yang rindang dengan pepohonan, berada di Kompleks Pendidikan Salman Khairina, Desa Cimenyan, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Sabtu (23/7/2022).

Dimulainya lantunan musik calung, mengiringi shalawat yang dilantunkan sang vokalis, tepuk tangan dari orang yang hadir langsung menyambutnya.

Tak hanya itu, guru-guru dan penonton yang ada di Salman Khairina, menyawer para pemain calung tersebut.

Hal itu merupakan bentuk apresiasi dari para guru dan para penonton, suasana pun tambah meriah.

Dimulainya permainan anak, diawali dengan kaulinan oray-orayan, para pemain calung cilik itu pun langsung mengiringinya dengan lagu oray- orayan.

Para pemain calung terlihat bergiliran, memainkan alat musik, sebab mereka juga ikut bermain permainan tradisional, seperti egrang dan lainnya.

Seorang pemain calung, Usman Ramdani, mengaku senang dengan adanya permainan tradisonal yang digelar.

"Saya juga suka calung, jadi belajar memainkannya. Awalnya lihat kakak, lalu saya ingin belajar dan diajari oleh kakak," kata Usman, yang masih duduk di bangku kelas 6 SDN Cicayur.

Usman mengaku, sangat suka dengan calung, hampir setiap malam ia berlatih.

"Ya bangga aja bisa bermain calung," kata Usman, yang mengenyam pendidikan agama di Salaman Khairina.

Begitu juga penabuh gendang yang masih duduk di bangku kelas 5 SDN Cicayur, Nazril Deka Agusta, mengaku senang dan suka bermain gendang mengiringi alunan musik calung.

"Senang aja mainnya, awalnya ngelihat orang bermain gendang, terus jadi suka dan belajar we," kata Nazril sambil tersenyum.

Nazril mengaku, ia belajar bermain  gendang mulai dari tahun lalu.

"Awal belajar, tangan terasa sakit, tapi kelamaan enggak, biasa aja," kata Nazril.

Anak-anak tersebut terlihat semakin bergembira dan senang. Sebab tak hanya diajak bermain, mereka juga diberi sepatu baru gratis. 

Manager Program Wakaf Salman, Bayu Rian Ardiyansah, mengungkapkan, dalam momen hari anak nasional ini, kami tim wakaf salman ITB menyelenggarakan permainan tradisional sunda, bersama anak-anak binaan di Komplek Salman Khairina ini. 

"Kurang lebih ada 110 anak, yang kami coba berkegiatan bareng, terus berbagi bersama, kebetulan juga kami sedang menginisiasi program baru, yaitu program Indonesia Berseri (Berbagi Sepatu untuk Anak Negeri)," katanya.

Bayu menjelaskan, tujuannya, adalah saat ini anak-anak sudah mulai masuk sekolah secara offline, maka pihaknya ingin memberikan tambahan semangat, atau tambahan kepercayaan diri bagi anak-anak dan memberikan hal yang sederhana, yaitu sepatu.

"Dengan harapan mereka semakin percaya diri untuk melangkah ke sekolah, dan akhirnya belajar dengan lebih giat, untuk akhirnya mencapai cita-cita mereka," katanya.

Bayu memaparkan, dengan permainan tradisional, diharapkan anak-anak memiliki alternatif permainan yang lain, dibandingkan dengan permainan yang lebih populer, khususnya di permainan digital. 

"Dengan permainan tradisional ini, mereka bisa aktif secara fisik, dan bersosialisasi secara langsung dengan teman-temannya, guru-gurunya, dan bisa menimbulkan kepercayaan diri yang lebih dari mereka bermain bersama teman-temannya," katanya.

Bayu mengaku, pihaknya juga ingin bisa menghidupkan kembali permainan tradisional supaya terus dimainkan oleh anak-anak. 

"Soalnya di balik permainan tradisional banyak manfaatnya dan terdapat makna-makna sendiri," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved