Melihat Tradisi Seba Nunuk di Majalengka, Tradisi Penyerahan Hasil Tani yang Sudah Ratusan Tahun

Seba Nunuk sendiri merupakan penyerahan hasil tani berupa 'geugeusan' padi khas Nunuk, yaitu, pare ketan bulu, ubi jalar dan hasil bumi lainnya.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Cirebon/ Eki Yulianto
Tradisi Seba Nunuk yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Melihat tradisi Seba Nunuk di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Tradisi tersebut digadang-gadang sudah berusia ratusan tahun dan masih terjaga hingga kini.

Seba Nunuk sendiri merupakan penyerahan hasil tani berupa 'geugeusan' padi khas Nunuk, yaitu, pare ketan bulu, ubi jalar dan hasil bumi lainnya.

Baca juga: Grebeg Syawal, Tradisi Nyekar Ala Keraton Kanoman Cirebon yang Dilaksanakan Setelah Idulfitri

Tradisi itu dilaksanakan dengan dipimpin langsung oleh sesepuh Nunuk dengan menyerahkan sebanya kepada pupuhu keluarga Talaga.

Ketua Grup Majalengka Baheula (Grumala) Majalengka, Nana Rohmana mengatakan, dulunya Talaga merupakan satu kerajaan di wilayah Kabupaten Majalengka yang sangat luas.

Di mana, Nunuk adalah bagian wilayah Keratuan Talaga dan masih melaksanakan tradisi seba ini.

"Dulu, wilayah lain di Kabupaten Majalengka ini juga melakukan tradisi seba. Termasuk kedalaman Sindangkasih, yang memang dulu berbentuk pedaleman LP Tradisi Seba," ujar pria yang kerap disapa Mang Naro itu, Sabtu, (16/7/2022).

Naro menyampaikan, seiring berjalannya waktu, saat ini hanya Desa Nunuk‎ Baru yang masih melaksanakan tradisi Seba.

Sejatinya Seba Nunuk bukan berarti penyerahan upeti dari bawahan ke Kerajaan Talaga terhadap rajanya.

Baca juga: Puan Maharani: Tradisi Halalbihalal Ternyata Dimulai dari Ide Bung Karno dan KH Wahab Hasbullah

"Namun tradisi ini lebih berarti kintunan atau pemberian seorang ibu kepada anak-anaknya. Jadi bukan upeti."

"Dalam catatan sejarah Talaga Nunuk merupakan desa Buhun yang dianggap kokolot, sesepuh, karena ada seorang gadis Nunuk bernama Nyi Mas Jitra yang menjadi istri Raja Talaga," ucapnya.

Masih dijelaskan Naro, kemudian dalam melaksanakan tradisi Siraman pusaka Keratuan Talaga, yang dilaksanakan setiap bulan Syafar, tradisi itu sering menunggu keputusan waktunya dari pihak Desa Nunuk.

Begitu pun untuk melaksanakan siraman pusaka Talaga, melibatkan orang-orang Nunuk.

"Benda benda yang biasanya dibawa saat tradisi Seba Nunuk, di antaranya adalah padi Bulu hideung, ubi jalar, jaat, nasi kuning, berikut olahan daging ayam kampung yang dipotong-potong dan hasil bumi lainnya," jelas dia.

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved