Satu Sekolah Dasar Hanya Dapat 3 Murid Baru, Masa PPDB Online SD di Kota Bandung Diperpanjang
Ketua PPDB Kota Bandung, Edi Suparjoto, mengatakan 23.032 calon peserta didik telah mendaftar ke sejumkah sekolah dasar negeri
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Dinas Pendidikan Kota Bandung berencana kembali membuka pendaftaran peserta didik baru (PPDB) online untuk tingkat sekolah dasar menyusul belum meratanya penyebaran jumlah murid di tiap sekolah.
Empat sekolah dasar (SD) di Kota Bandung tercatat mendapatkan sangat sedikit murid baru.
SDN 206 Putraco Indah di Jalan Rajamantri Kaler, Lengkong, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung, bahkan hanya mendapat tiga pendaftar.
Empat SD lainnya, tak jauh beda. SDN Cidadap hanya enam pendaftar; SDN Sukaraja, 10 pendaftar; SDN Cilandak, sembilan pendaftar; dan SDN 217 Sarijadi, 7 pendaftar.
Dihubungi melalui telepon, Selasa (12/7/2022), Septian Mulyadi, guru di SDN 206 Putraco Indah, mengakui sangat minimnya jumlah calon murid baru yang mendaftar ke sekolah mereka pada PPDB tahun ini.
Baca juga: PPDB Kota Bandung, Jalur Zonasi SD Masih Kosong 2.423 Kursi, Ada SD Negeri Pendaftarnya Cuma 3 Orang
Menurutnya, situasi ini akan membuat proses belajar-mengajar, terutama untuk angkatan yang baru, akan sulit sekali terlaksana sebagaimana mestinya.
Syukurlah, ujar Septian, sekalipun yang daftar secara online hanya tiga orang, tahun ini mereka mendapatkan limpahan calon murid baru, yang sebelumnya mendaftar ke sejumlah sekolah yang berada tak jauh dari SD itu.
"Hingga sore ini pukul 17.30, jumlahnya sudah menjadi 18 anak. "Hari ini ada limpahan dari sekolah lain, tapi ada juga yang mendaftar langsung tanpa online," ujar Septian.
Septian mengatakan, mereka yang mendaftarkan anak ke SDN 206 Putraco Indah, sebagian besar memang dari kalangan menengah ke bawah sehingga kesulitan mendaftar secara online.
Selain itu, kata Septian, SDN 206 Putraco Indah telanjur dilabeli sebagai sekolah inklusi sehingga banyak orang tua ragu untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah itu.
"Kami setiap tahun memang selalu menerima siswa inklusi sehingga jadi dilabeli sekolah inklusi. Sejak dua tahun terakhir, jumlahnya sudah kami batasi," ujarnya.
Baca juga: Ombudsman Terima Keluhan dan Laporan Terkait PPDB Tahap 2, Masih Sama dengan Tahap 1
Pembatasan, kata Septian, menerapkan seleksi ketat, hanya siswa inklusi ringan yang diterima untuk mencegah berlanjutnya pelabelan SDN 206 Putraco Indah sebagai sekolah inklusi.
"Ini juga kami lakukan karena guru-guru di sisi juga belum dibekali pengetahuan dan keterampilan khusus untuk menangani siswa inklusi yang berat," ujarnya.
Sebab SDN 206 Putraco Indah kerap sepi peminat, ujar Septian, karena dikelilingi oleh tiga sekolah favorit, yakni SDN Karangpamulang, SDN Pelita, dan SDN Buahbatu.
"Banyak orang tua siswa akhir memilih menyekolahkan anak mereka ke sana," ujar Septian seraya mengatakan, sejauh ini, total murid kelas 1 sampai kelas 6 di SDN 206 Putraco Indah berjumah 118 orang.
Ketua PPDB Kota Bandung, Edi Suparjoto, mengatakan 23.032 calon peserta didik telah mendaftar ke sejumkah SD negeri di Kota Bandung pada seleksi tahap dua PPDB jalur zonasi.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 20.609 murid baru diterima di sekolah tujuan, sementara sisanya, 2.423 orang tidak diterima.
Padahal, kata Edi, untuk jalur zonasi SD ini masih ada kouta 2.094 orang. Ini berarti, masih ada sejumlah sekolah yang masih kekurangan murid, contohnya SDN 206 Putraco Indah yang hanya mendapat tiga pendaftar online.
Edi mengatakan sudah berupaya agar orangtua yang rumahnya berdekatan dengan SDN 206 Putraco Indah untuk mendaftarkan ke sekolah tersebut ketimbang ke sekilah lainnya yang jaraknya lebih jauh.
"Kami tidak bisa memaksa orangtua agar mendaftar ke Putraco," ujarnya.
Baca juga: PPDB SMP 2022 di Indramayu Sudah Ditutup, SMP Negeri Ini Hanya Dapat 10 Siswa Baru
Para orang tua siswa, kata Edi, rupanya menganggap SDN Putrako adalah SD inklusi. "Padahal, SDN Putraco adalah SD Negeri biasa, bukan sekolah inklusi. Jadi, jangan ragu sekolah di SDN Putraco. Sekolahnya negeri, gurunya pilihan, bagus, ' kata Edi.
Edi mengatakan, rata-rata kuota peserta didik baru tiap SD di Kota Bandung sebanyak empat hingga lima rombongan belajar (rombel), yang masing-masing rombelnya berisi 28 siswa.
"Namun, ada juga sekolah yang hanya punya dua atau tiga rombel. Malah ada yang satu rombel. Tapi, rata-rata di Kota Bandung itu 4-5 rombel," katanya.
Untuk menangani kejadian ini, Disdik Kota Bandung akan mengambil langkah dengan membuka kembali pendaftaran online bagi masyarakat.
"Ini memang sudah ada regulasinya di peraturan wali kota (perwal). Ketika sekolah belum terisi, biasanya secara sistem para peserta akan ditarik ke sekolah yang masih kosong berdasarkan jarak terdekat dari rumah ke sekolah," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga akan mempublikasikan daftar sekolah yang masih belum terpenuhi kuotanya. Namun, kata Edi, langkah ini juga perlu dibicarakan dengan kepala sekolah dan dewan guru dari masing-masing sekolah.
"Karena di tahap I dan II masih ada beberapa sekolah yang belum memenuhi kuota, sehingga kami coba untuk pemetaan pada sistem. Jika anak itu sudah diterima di swasta, tidak akan kami tarik," ucapnya. Sedangkan untuk tanggal pembukaan ulang, Edi akan mengoordinasikan terlebih dahulu dengan tim di aplikasi sistem.
Namun, perpanjangan tidak berlaku untuk tingkat SMP. Untuk tingkat SMP tercatat total pendaftar sebanyak 14.624 peserta didik. Dari jumlah tersebut, sebanyak 8.367 di antaranya diterima dan 6.257 tidak diterima di sekolah tujuan.
Edi mengatakan, pada tahun ini, tidak hanya SDN Putraco yang kekurangan murid. Sejumlah SD favorit di Kota Bandung juga masih belum memenuhi jumlah kuotanya. SDN Banjarsari dan SDN Merdeka adalah dua di antaranya.
Edi mengatakan, kedua SDN ini kekurangan murid karena berada di kawasan bukan padat penduduk. "Katakanlah SDN Banjarsari itu masuk zona B. Sedangkan usia SD di zona B itu termasuk sedikit," ujarnya. (tiah sm)