Pemkab Sumedang Bakal Gembleng 200 PPL, Serius Soal Ketahanan Pangan dan Pemanfaatan Pekarangan

Pemerintah Kabupaten Sumedang kini lebih serius menyikapi ketahanan pangan. Sebanyak 200 penyuluh pertanian lapangan akan digembleng dalam training

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/KIKI ANDRIANA
Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang, Herman Suryatman mengatakan, sebanyak 200 penyuluh pertanian lapangan (PPL) akan digembleng dalam training khusus tentang teknologi pertanian mutakhir.  

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Pemerintah Kabupaten Sumedang kini lebih serius menyikapi ketahanan pangan.

Sebanyak 200 penyuluh pertanian lapangan (PPL) akan digembleng dalam training khusus tentang teknologi pertanian mutakhir. 

“Mereka akan dilatih bagaimana pembangunan karakter, pertanian tentu saja, dan saat ini jami sedang siapkan silabusnyanya bagus,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Sumedang, Herman Suryatman di Sumedang, Senin (11/7/2022). 

Jika selesai menyerap pengetahuan dalam pelatihan itu, para PPL akan diterjunkan ke seluruh kecamatan di Sumedang. 

Mereka akan mentransfer kembali pengetahuan yang didapat kepada para petani di 1.600 kelompok tani di Sumedang. 

“Ya istilahnya ngadu bako atau sambung rasa dengan para petani. Supaya para petani lebih gigih lagi dalam pertanian demi tercipta ketahanan pangan," katanya.

Herman menyebut training itu sebagai Sekopi Cinta, singkatan dari sekolah petani untuk menggapai cita-cita. 

Selfin mendorong para petani untuk lebih hebat. Herman mengatakan bahwa masyarakat secara umum juga perlu mendukung ketahanan pangan

Caranya, dengan memanfaatkan pekarangan rumah dengan ditanami tanaman sayuran, atau tanaman lain yang hasilnya bisa dikonsumsi. 

"Bisa naman cengek (cabai). Hari ini cengek mahal. Coba kalau menanam, minimal untuk konsumsi sendiri, bisa mengurangi pengeluaran," katanya. 

Dia kemudian berhitung. Bahwa satu orang minimal mengonsumsi satu kutip cengek sehati. Sekeluarga mungkin bisa 1kg lebih konsumsinya dalam sebulan, dikali 12 bulan, dikali jumlah keluarga dalam satu desa. 

"Misalnya, sebulan sekeluarga beli cengek Rp150 ribu, sedesa Rp 150 juta. Setahun bisa lebih dari Rp 1 miliar. Hanya untuk beli cengek saja," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved