Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif, Irjen Pol Dr Dra Juansih SH MHum, dari Sarjana Olahraga Jadi Polwan Bintang Dua

DUA hari menjelang peringatan Hari ke-76 Bhayangkara, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberi hadiah kenaikkan pangkat pada sejumlah anggotanya.

Tribunnews.com/ Igman Ibrahim
Wawancara Eksklusif, Irjen Pol Dr Dra Juansih, SH, MHum, Dari Sarjana Olahraga Jadi Polwan Bintang Dua. Tribunnews.com/ Igman Ibrahim 

TRIBUNJABAR.ID - DUA hari menjelang peringatan Hari ke-76 Bhayangkara, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberi hadiah kenaikkan pangkat pada sejumlah anggotanya.

Dan dari sejumlah anggota Polri yang mendapat kenaikan pangkat itu, terselip nama Juansih. Sosoknya menjadi sorotan seusai dipromosikan dari perwira bintang satu menjadi bintang dua.

Irjen Juansih pun kini menjadi Polisi Wanita (Polwan) dengan pangkat tertinggi di seluruh jajaran Polri.

Ditemui tim Tribunnews.com di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Republik Indonesia (Lemdiklat Polri) di kawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Jumat (1/7), Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri itu menceritakan awal kariernya masuk kepolisian hingga kini menyandang pangkat perwita tinggi bintang dua.

Berikut petikan wawancaranya.

Bagaimana ceritanya ibi bisa berkarier di Polri?

Saya ini lulusan PJOK di UPI Bandung tahu 1988. Namun, sejak awal, saya sudah tertarik sebetulnya menjadi Polwan. Terlebih karena saya di olahraga dan aktif berkegiatan kampus dan sering berteman juga dengan polwan Polwan. Jadi ada ketertarikan untuk bisa masuk ke sana, dan kebetulan mendapatkan panggilan untuk mengikuti seleksi di Bandung. Selesai itu pada tahun 1989 dinyatakan lulus, lalu masuk pendidikan selama 7 bulan di sini di Polwan.

Bagaimana setelah itu?

Alhamdulillah karena saya berpendidikan, setelah dilantik tahun 1989, saya ditempatkan di sekolah polisi wanita, mengajar polwan-polwan di sini. Saya sedikit bisa berbahasa Inggris, jadi ngajar juga Bahasa Inggris. Itulah awal karier saya di kepolisian wanita. Saya juga ikuti peningkatan kapasitas. Ada pendidikan saya ikuti, sehingga menyiapkan dirilah, dan mungkin tidak korwas saja tapi di bidang lain yang saya bisa miliki. Kemudian ke Polda Jabar, Polda Sulsel, Polda Jogja dan Polda Jatim ngikut suami. Di Jawa Timur paling lama. Saya pernah jadi Kapolres Surabaya Timur, kemudian Kapolres Batu di Konwil Malang waktu itu, kemudian di Konwil di Bojonegoro. Kemudian promosi ke Banten di bidang SDM. Kombesnya di sana. Kemudian balik lagi ke Jawa Timur jadi biro logistik. Kemudian sekolah Sespimti di Lembang, baru ditempatkan di Mabes Polri, di Dislog sampai sekarang masih bolak balik Jakarta-Surabaya

Suami polisi juga?

Tidak. Suami saya swasta

Keluarga tidak ada yang background polisi?

Ada, kakak saya polisi.

Jadi dulu tertarik Polwan karena kakak atau ada yang lain?

Jadi sebagian besar lebih ketertarikan di masyarakat. Di Bandung kan dulu Polwan tinggi-tinggi, keren-keren di lapangan gitu kan. Kebanyakan jumpa di lalu lintas, ya sudah saya ikut dalam seleksi itu.

30 tahun lebih dari polisi, apa pengalaman paling berkesan?
Saya kira setiap bidang banyak kesannya asal kita melaksanakan dengan sungguh-sungguh konsisten. Ada motto saya; semangat serius konsisten professional di mana saja. Di bidang pembinaan maupun operasional kalau kita tekuni Insya Allah bisa memberikan kontribusi.

Siapa tokoh idola di Kepolisian?

Saya kira banyak lah. Apalagi di senior senior Polwan ada Jeanne Mandagi, ada Brigjen Purn Bu Basaria, Bu Handayani. Beliau semua menginspirasi juga kepada kita kita juniornya, suka memberikan mentor kepada kita.

Anak-anak ada yang jadi polisi?

Tidak ada, anak saya dokter yang pertama. Saya sampaikan kan bisa menjadi polwan, ternyata belum masih ingin ambil spesialis dulu. Anak yang kedua juga ikut usaha sama papanya dan yang kecil masih SMA. Mudah mudahan yang kecil mau jadi Polwan.

Bagaimana kesempatan Polwan menduduki jabatan tinggi di Polri?

Alhamdulillah sekarang Pak Kapolri sangat konsen dengan kesetaraan gender. Jadi beliau juga memberikan kesempatan kepada Polwan untuk berkarier sama seperti polisi laki laki. Itu juga kita dapatkan mulai dari pendidikan, pendidikan pembentukan, pendidikan pengembangan spesialis, pendidikan pengembangan umum, itu diberikan sangat kepada Polwan, dan ini menjadi triger bagi Polwan untuk bisa memanfaatkan peluangnya.

Pesan untuk Polwan di Indonesia agar bisa mengikuti jejak ibu menjadi jenderal Polri?

Sebagai Polwan kita itu Esthi Bhakti Warapsari. Artinya wanita-wanita pilihan untuk mendarmabaktikan kepada bangsa dan negara. Inilah yang menjadi komitmen kepada seluruh Polwan adalah untuk bagaimana kita bersungguh-sungguh dalam bekerja di mana saja di setiap bidang pembinaan ataupun operasional. Pengembangan diri. (tribun network/igm/dod)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved