Petinggi di Pusat Diduga Selewengkan Dana, ACT Sukabumi Ungkap Kondisi Jauh dari Mewah

Aksi Cepat Tanggap (ACT) menghebohkan media sosial seusai majalah Tempo mengeluarkan laporan utama berjudul "Kantong Bocor Dana Umat".

Penulis: Dian Herdiansyah | Editor: Giri
Tribun Jabar/Dian Herdiansyah
Pelang Kantor ACT Kota Sukabumi yang terletak di Jalan Taman Bahagia, Kota Sukabumi. ATC menjadi sorotan karena ada dugaan menyelewengkan dana dari masyarakat.  

Laporan kontributot Tribunjabar.id Sukabumi, Dian Herdiansyah.

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Aksi Cepat Tanggap (ACT) menghebohkan media sosial seusai majalah Tempo mengeluarkan laporan utama berjudul "Kantong Bocor Dana Umat".

Para petinggi ATC diduga bermewah-mewahan dengan menggunakan dana umat.

Gaji mereka pun diduga tinggi-tinggi.   

Mengenai hal itu, Kepala Cabang ACT Sukabumi, Erwin Wiganda, membantahnya.

Dia berbicara mengenai ATC Kota Sukabumi. 

"Wah, jauh, ya. Mobil operasional satu untuk distribusi barang, itu pun kami sewa," ujar Erwin saat ditemui Tribunjabar.id, di kantornya yang terletak Jalan Taman Bahagia, Kota Sukabumi, Senin (4/7/2022).

Sejauh ini pihaknya murni menjalankan amanat dari para mitra dan para dermawan yang menitipkan hartanya. 

Baca juga: Bareskrim Polri Tangani Dugaan Penyelewengan Dana ACT, Diduga Juga Kirim Dana ke Teroris

"Masyarakat juga mungkin bisa merasakan manfaat bantuan kita. Ada di sini yang terdekat, di Kelurahan Benteng, mulai bantuan pangan hingga sumur bor," tuturnya.

Marketing Komunikasi ACT Cabang Sukabumi, Malsi Abadi Akbar, menambahkan, setelah muncul pemberitaan dan tagar itu tidak berpengaruh pada program maupun upah pada enam karyawan.

Baca juga: Polisi Bergerak Telusuri Penyelewengan di Yayasan ACT, Dugaan Dana Dipakai untuk Kepentingan Pribadi

"Kalau untuk isu itu (pemotongan gaji), tidak ada. Sejak dari awal kita sesuaikan, kita ada hak dan kewajiban. Gaji besaran UMR Kota Sukabumi (Rp 2.562.434)," kata Malsi.

Dia mengatakan, karyawan ACT diikat oleh perjanjian kerja. Sedangkan relawan membantu penyaluran donasi dan penanganan tanpa imbalan apa pun karena bersifat sukarela.

Terkait jumlah donasi yang dihimpun per bulan, Malsi mengatakan, besarannya fluktuatif. Rata-rata ada di kisaran Rp 100 juta 

"Ada donatur rutin, masuknya ke rekening cabang tapi dikelola oleh pusat. Kita enggak bisa ngutak-ngatik tanpa otoritas dari pusat,. Jadi kalau ada uang donasi cash hari ini, harus disetorkan," ucapnya. (*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved