Sultan Gunung Jati, Pelajar Tampan Tukang Bakso dan Peternak Domba yang Bermimpi Jadi Taruna Akpol

Belakangan ini banyak bermunculan fenomena orang berjuluk sultan. Sebutan itu bukan merujuk pada seorang raja

Editor: Ichsan
dok.dedi mulyadi
Sultan Gunung Jati, Pelajar Tampan Tukang Bakso dan Peternak Domba yang Bermimpi Jadi Taruna Akpol 

TRIBUNJABAR.ID - Belakangan ini banyak bermunculan fenomena orang berjuluk sultan. Sebutan itu bukan merujuk pada seorang raja atau pemimpin tapi julukan dari masyarakat untuk seseorang yang dianggap kaya raya.

Belum lama ini Kang Dedi Mulyadi bertemu sosok pemuda sultan. Ya, pelajar kelas tiga SMAN Cibatu itu memang bernama lengkap Sultan Gunung Jati Kurnia Farma. Bukan hanya nama, perilakunya di masa muda kelak akan membawa kesuksesan layaknya seorang ‘sultan’.

Pertemuan itu bermula saat Dedi menghentikan dua ibu-ibu yang berboncengan motor tidak pakai helm. Lebih membahayakan lagi ibu tersebut dibonceng pada tebeng modifikasi yang berada tepat di samping motor.

Rupanya kedua ibu tersebut adalah adik kakak. Motor tersebut digunakan keduanya untuk mengantarkan bakso ke warung dan pasar sekaligus mencari rongsokan.

Baca juga: Dedi Mulyadi Nilai Sri Mulyani Keliru Menilai Kontribusi Sektor Kehutanan untuk Perekonomian

Sultan Gunung Jati, Pelajar Tampan Tukang Bakso dan Peternak Domba yang Bermimpi Jadi Taruna Akpol
Sultan Gunung Jati, Pelajar Tampan Tukang Bakso dan Peternak Domba yang Bermimpi Jadi Taruna Akpol (dok.dedi mulyadi)

“Saya bikin usaha bakso, sebungkus dijual Rp 2.500. Pulangnya sambil keliling cari rongsokan pakai motor ini,” ujar salah seorang ibu bernama Kurniasih.

Kurniasih sendiri meski memiliki 10 orang anak namun ia tetap bekerja karena tak mau merepotkan mereka. Baginya selagi bisa mencari uang sendiri ia tak mau mengandalkan anak-anaknya.

Dari sekian banyak, Kurniasih membanggakan anak kesembilan yang bernama Sultan Gunung Jati Kurnia Farma. Baginya Sultan adalah tulang punggung keluarga karena kerap membantu orang tua.

“Dia setengah dua pagi bangun anterin dagangan ke pasar. Terus pulang dari pasar dia ngengkol, bikin bakso ngegiling. Paginya jam 6 dia baru berangkat sekolah,” ucapnya.

Singkat cerita Kang Dedi bertemu dengan Sultan di rumahnya. Rupanya Sultan memiliki cita-cita untuk masuk menjadi taruna Akademi Kepolisian (Akpol).

“Setiap hari sekarang latihan lari, atletik kadang di sekitar rumah, kadang di Lapangan Purnawarman. Tahun depan pengen masuk Akpol,” kata Sultan.

“Teruskan latihan fisik, jangan merokok,” timpal Kang Dedi.

Kepada Dedi, Sultan pun menceritakan kesehariannya yang sering membantu ibu. Ia selalu bangun pada pukul 01.00 WIB untuk mengantarkan sang ibu ke pasar menjual bakso yang digilingnya sendiri. Jika sedang libur, pulang dari pasar Sultan membantu ibunya menggiling dan mencetak bakso untuk dijual keesokan harinya.

“Sultan kan nabung beli domba. Kadang kalau pulang dari pasar suka ngambil sayur sisa untuk domba. Kandang dombanya juga bikin sendiri. Dulu dombanya lima sekarang sisa tiga karena hilang di sawah,” kata Sultan.

Dedi pun tertegun saat mendengar cerita Sultan. Sebab jarang sekali anak muda seusia Sultan yang rela bangun pagi untuk membantu orang tua ditambah memiliki keinginan untuk menjadi seorang peternak.

“Kamu tuh serius? Gak malu? Kamu tuh anak muda, ganteng loh. Jarang loh anak muda, seusia kamu paling main hape sama motor. Apalagi kamu ganteng begini,” ujar Kang Dedi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved