Pernyataan Lengkap Vladimir Putin soal Pertemuannya dengan Jokowi, Singgung Ibu Kota Nusantara
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan keterangan pers bersama setelah melakukan pertemuan di Istana Kremlin,
Singgung Pemindahan Ibu Kota Indonesia
Rusia dan Indonesia, lanjut Putin, memiliki potensi kerja sama bisnis dalam pengembangan infrastruktur transportasi dan logistik.
"Misalnya, Russian Railways dapat mengambil bagian dalam mengimplementasikan inisiatif skala besar Indonesia untuk memindahkan ibu kota negara ke pulau Kalimantan," ungkapnya.
Putin mengatakan, Moskow sebagai Ibu Kota Rusia, yang telah berkembang dengan kecepatan yang sangat baik dan dengan peningkatan kualitas yang tinggi, juga dapat berpartisipasi dalam proyek yang benar-benar ambisius ini.
Selain itu, Putin dan Jokowi juga membicarakan kerja sama dalam bidang kemanusiaan, budaya, wisata, dan pendidikan.
Termasuk pelonggaran pembatasan Covid-19 untuk pelancong dan aturan bebas visa saat ini akan berkontribusi pada hal ini.
"Kami sedang mendiskusikan kemungkinan melanjutkan layanan udara langsung antara Moskow dan pulau resor Bali," ungkapnya.
Putin juga mengungkapkan bidang kemanusiaan menjanjikan untuk dilakukan kerja sama.
Antara lain memperluas dialog antar-wilayah dan antar-agama.
"Dengan mempertimbangkan fakta bahwa Indonesia adalah negara Islam terbesar di dunia dalam populasi."
"Saya ingin menyebutkan bahwa baru-baru ini delegasi dari wilayah Muslim Rusia mengunjungi Jakarta untuk pertama kalinya dalam sejarah," ungkap Putin.
Bahas Pangan Dunia dan Jaminan Rusia
Isu lain yang dibahas Putin dengan Jokowi adalah pengiriman makanan dan produk pertanian, seperti pupuk, ke pasar dunia.
Menurut Putin, ketidakseimbangan pasar pangan dunia adalah konsekuensi langsung dari kebijakan ekonomi makro yang tidak bertanggung jawab dari beberapa negara.
"Namun, alih-alih mengakui bahwa kebijakan ekonomi mereka salah arah, negara-negara Barat semakin mengacaukan produksi pertanian global dengan memberlakukan pembatasan pada pasokan pupuk Rusia dan Belarusia."