Hanya Dua Kecamatan di KBB yang Bebas PMK, Petugas Vaksinator Kesulitan Cari Sasaran Vaksinasi
Petugas Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bandung Barat mulai kesulitan untuk menemukan hewan ternak yang akan divaksinasi untuk mencegah PMK
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Petugas Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mulai kesulitan untuk menemukan hewan ternak yang akan divaksinasi untuk mencegah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Pasalnya, saat ini sudah banyak hewan ternak di KBB yang terpapar PMK, sehingga tidak bisa divaksinasi.
Sedangkan, hewan ternak yang bisa divaksinasi hanya hewan yang masih sehat dan belum pernah terpapar PMK.
Berdasarkan data Dispernakan KBB, hewan ternak yang terpapar PMK selama kurun waktu 14 hari mencapai 8.213 ekor dengan rincian 5.822 ekor sembuh, 148 ekor mati, dan 196 ekor sapi harus dipotong bersyarat.
"Dengan kondisi itu, kami kesulitan menemukan ternak yang sehat di daerah yang belum terpapar PMK untuk divaksinasi," ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dispernakan KBB, Wiwin Aprianti di kantornya, Rabu (29/6/2022).
Kendala lainnya dalam melakukan vaksinasi tersebut, kata dia, karena wabah PMK di Bandung Barat terus meluas hingga terdeteksi muncul dari 49 desa dan 14 kecamatan.
"Sedangkan, daerah yang belum ditemukan kasus PMK Kecamatan Cililin dan Sindangkerta," kata Wiwin.
Baca juga: Kematian Hewan Ternak Akibat PMK di Bandung Barat Mencapai 148 Ekor dengan Kerugian Rp 9 Miliar
Wiwin mengatakan, kendala lainnya dalam menemukan sasaran vaksinasi itu karena saat ini vaksinasi PMK diprioritaskan bagi hewan ternak yang sehat di wilayah yang sehat juga.
"Jadi kalau di kandang itu ada satu saja (ternak) yang sakit, maka tidak dilakukan vaksinasi tapi diutamakan pencegahan dan pengobatan terhadap ternak yang sakit itu dulu," ucapnya.
Kendati demikian, kata Wiwin, petugas vaksinator dari Dispernakan Bandung Barat tetap berkeliling setiap hari dari satu peternak ke peternak lainnya untuk melaksanakan vaksinasi PMK.
"Sampai saat ini terus kami kebut vaksinasinya sebagai upaya mencegah penyebaran PMK ini semakin meluas," ujar Wiwin. (*)