Ngeri dan Bahaya, Warga Cianjur Terpaksa Lewati Jembatan yang Sudah Miring dengan Alas Bambu Rapuh

Jembatan yang sudah terlihat miring dengan alas pijak dari tumpukan bambu yang sudah sangat rapuh masih sering digunakan warga untuk menyeberang.

Tribun Jabar/ Ferri Amiril Mukminin
Warga melewati jembatan yang sudah miring dan alas jembatan berupa bambu dan kayu yang sudah rapuh. Jembatan Rawayan penyeberangan di Kampung Cijeunjing RT 03/02, Desa Karangnunggal Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, kondisinya sudah miring dan membahayakan. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Ferri Amiril Mukminin

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Jembatan Rawayan penyeberangan di Kampung Cijeunjing RT 03/02, Desa Karangnunggal Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, kondisinya sudah miring dan membahayakan.

Kondisinya lebih berbahaya dari jembatan yang tinggal kawat di desa sebelah di Salamnunggal.

Jembatan yang sudah terlihat miring dengan alas pijak dari tumpukan bambu yang sudah sangat rapuh masih sering digunakan warga untuk menyeberang.

Baca juga: Menantang Maut & Uji Nyali, Warga Cianjur Harus Bergelantungan di Jembatan Rusak untuk Menyeberang

Warga memilih jembatan berbahaya untuk menyeberang dengan alasan ingin memotong kompas waktu tempuh dan efisiensi biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa sampai di Desa Sukarama, Kecamatan Bojongpicung.

Menurut keterangan salah seorang warga kampung tubuy, desa Karangnunggal Ganjar Supangkat (25) mengatakan, masih banyak warga yang menyeberang jembatan tersebut.

Wahidin (50) dan Sari (50) pasangan suami istri terlihat melewati jembatan dengan tujuan Kampung Cisero, Minggu (26/6/2022).

Keduanya terlihat melewati jembatan yang sudah miring dengan santai.

"Sudah biasa biasa lewat sini, lebih cepat menuju Kampung Cisero," ujar Wahidin.

Kondisi jembatan saat ini bambunya sudah rapuh sehingga masyarakat khususnya para petani tidak lagi melintas di jembatan Cijeunjing.

Baca juga: Motornya Hilang di Sungai Usai Terjatuh dari Proyek Renovasi Jembatan, Dilfa Diberi Motor Baru

Namun, warga yang bekat memang masih banyak menggunakan jembatan Cijeungjing yang sudah lapuk dimakan usia ketimbang harus memutar lewat jembatan pajangan yang jaraknya lebih jauh sekitar 3 kilometer.

Warga khususnya para petani berharap ada kepedulian pemerintah dan instansi terkait untuk segera memperbaiki jembatan, agar warga masyarakat bisa lebih efisien dalam hal biaya dan waktu tempuh.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved