Vaksin Penyakit Mulut dan Kuku Terbatas, Jabar Prioritaskan Sapi Perah

Pihaknya akan memprioritaskan distribusi vaksin ke sentra-sentra sapi perah di Jabar. Itu karena PMK sangat memengaruhi produktivitas sapi perah.

Tribun Jabar / Eki Yulianto
Dokter Hewan DKP3 Majalengka didampingi petugas dari BPP Kertajati, anggota Polsek dan Koramil Kertajati memeriksa sejumlah hewan ternak untuk mencegah terjangkitnya penyakit mulut dan kuku di Desa Kertawinangun, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Kamis (19/5/2022 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Provinsi Jawa Barat mendapat tambahan dosis vaksin untuk mencegah penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) dari Kementerian Pertanian sekitar 119.000 dosis.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jabar, M Arifin Soedjayana, mengatakan sudah mendapatkan 1.600 dosis vaksin dan didistribusikan ke kabupaten/kota di Jabar.

Satu di antaranya ke Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, ketika Gubernur Jabar Ridwan Kamil turut menyuntikkan vaksin pada sapi di sana.

"Hari ini sudah di perjalanan malah mungkin sudah datang 119.000 dosis vaksin. Jadi, bakal ada 120.000 dosis vaksin PMK di Jabar. Kami akan berkoordinasi dengan kabupaten/kota didistribusikan mulai Sabtu (25/6/2022) agar mereka langsung melakukan vaksinasi," ujar Arifin di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (24/6/2022).

Menurut Arifin, karena keterbatasan jumlah vaksin, pihaknya akan memprioritaskan distribusi vaksin ke sentra-sentra sapi perah di Jabar. Itu karena PMK sangat memengaruhi produktivitas sapi perah.

Adapun sentra-sentra sapi perah di Jabar, di antaranya Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Bogor.

Baca juga: Banyak Sapi Bergejala PMK di Pangandaran, Dokter Hewan; Jangan Dulu Ada Lalu Lintas Hewan Ternak

"Nah itu yang sentra-sentra sapi perah di Jabar yang tergabung kepada Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI). Kami juga menggandeng mereka untuk pelaksanaan vaksin karena harus langsung di-upload ke sistem informasi kesehatan hewan nasional (iSIKHNAS)," ucap Arifin.

Dalam iSIKHNAS, kata Arifin, data sapi yang telah tervaksin akan terlihat di dashboard berdasarkan nomor induk kependudukan pemilik sapi tersebut.

Di sisi lain, Arifin mengakui jumlah vaksin yang diberikan memang belum ideal. Pihaknya menargetkan 600.000 ekor hewan ternak seperti sapi, kerbau, domba, dan kambing mendapatkan vaksin PMK.

"Sekarang kita kan baru dikasih 120.000, sementara baru 800.000 (vaksin impor) datang. Katanya sampai dengan 3 juta dosis vaksin yang akan diadakan Kementerian. Ya mudah-mudahan kita diberikan lagi, kan satu ekor hewan itu mendapatkan 3 kali vaksinasi karena kan harus ada pengulangan," katanya.

Setelah mendapat vaksin pertama, satu bulan kemudian mendapat dosis kedua dan untuk booster diberikan enam bulan setelah dosis kedua. Dengan skema tersebut, idealnya, membutuhkan 1,8 juta dosis vaksin.

Saat ini, hewan ternak yang terjangkit PMK ada di 25 kabupaten/kota. Dua daerah yang aman di Jabar yaitu Pangandaran dan Kota Sukabumi. Meski 25 kabupaten/kota terjangkit, tetapi dari jumlah desa kelurahan di Jabar yang terjangkit hanya 7 persennya.

"Penambahan kasus ada tapi tingkat kesembuhannya sudah 40 persen. Jadi terus berkurang, yang terkena sudah mulai sembuh dan sekarang total yang sakit (PMK) di angka 23.000, tapi sembuh 40 persen," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved