Renovasi Interior Kantor Bupati dan Wakil Bupati Bandung Sedot Dana Miliaran, Menuai Kritik Warga
Total anggaran yang disiapkan untuk renovasi interior kantor Bupati dan Wakil Bupati Bandung mencapai Rp 2,2 miliar. Ini dikritik warga.
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: taufik ismail
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Reaksi keras disampaikan peneliti Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Jawa Barat, Nandang Suherman, menyusul dilakukannya renovasi interior Kantor Bupati dan wakil bupati Bandung, yang menelan anggaran yang fantastis.
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) mencatat, renovasi interior kantor menghabiskan dana hingga Rp 2,2 miliar.
"Rp 2,2 miliar itu, bagi masyarakat, mungkin bukan hanya interior, tapi rumah. Rumah pun sudah rumah seperti apa, Rp 2,2 miliar," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Kamis (23/6/2022).
Namun, yang lebih penting, kata Nandang, renovasi interior itu bukanlah sesuatu yang urgent, terlebih di tengah kondisi ekonomi yang masih tertatih-tatih akibat pandemi Covid-19.
"Seharusnya yang diprioritaskan itu recovery ekonomi. Renovasi interior kantor, kan, enggak urgent. Tidak direnovasi pun, pelayanan enggak akan mandek," kata Nandang.
Keheranan atas proyek renovasi interior kantor bupati dan wakilnya, kemarin, juga diungkapkan sejumlah warga Kabupaten Bandung.
Faisal (34), warga Rancaekek, juga menilai prorek renovasi interior kantor itu belum mendesak untuk dilakukan.
"Mubazir! Lebih baik dialihkan ke pemulihan ekonomi, karena kondisi ekonomi kini masih terpuruk diterjang pandemi," ujarnya melalui telepon.
Faisal mengatakan, lebih baik renovasi tersebut, dikaji ulang.
"Mending untuk bantuan ke warga kurang mampu atau guru honorer, yang saat ini nasibnya tidak jelas," ujarnya.
Pendapat senada juga dilontarkan Wahyudi (30), warga Soreang. Ia juga berharap proyek renovasi interior ini ditinjau kembali.
"Mending ditinjau ulang karenakini kondisi masyarakat sedang sulit akibat pandemi ," ujarnya.
Menurut Wahyudi, bagi masyarakat, anggaran miliaran rupiah mungkin bukan hanya untuk interior.
"Itu bisa buat beli rumahnya juga, Makanya mending dikaji ulang, apakah kemahalan atau tidak. Tapi mending direlokasikan aja untuk hal yang lebih penting," ujarnya.
Sesuai Prosedur