Menjelang Idul Adha Biasanya Panen Raya, Karena Wabah PMK Peternak Sapi di Pangandaran Takut Merugi
Banyaknya hewan ternak sapi yang bergejala penyakit mulut dan kuku, membuat peternak sapi di Pangandaran ketakutan merugi atau banyak uang yang hilang
Penulis: Padna | Editor: Darajat Arianto
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna
TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Banyaknya hewan ternak sapi yang bergejala penyakit mulut dan kuku (PMK), membuat bakul sapi di Pangandaran ketakutan merugi alias banyak uang yang hilang.
Hal tersebut disampaikan oleh Rasim, salah satu bakul hewan sapi di Desa Emplak, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran.
Bahwa, adanya PMK ini sangat berdampak terhadap dirinya selaku bakul hewan.
"Karena, saat ini kan waktunya panen raya menjelang kurban. Tapi, adanya penyakit ini (PMK) kami tidak bisa menyediakan hewan kurban terlalu banyak karena takut kehilangan banyak rupiah (uang)," ujar Rasim saat ditemui Tribunjabar.id di kandang sapi miliknya, Jum'at (24/6/2022) siang.
Sementara kini, untuk penjualan di pasaran Ia mengaku sesuai dengan standar pasar yang tujuannya supaya konsumen yang sudah berlangganan itu tidak kapok.
"Contohnya, saya jual yang Rp 15 juta itu, di kita 1 kwintal daging. Saya gak menaikkan harga meskipun ada kesempatan saat PMK. Harganya, standar - standar saja," katanya.
Sebelum diambil konsumen yang akan kurban, dalam perawatan hewan ternak sapi saat ini Ia mengaku sangat banyak kendala.
"Kendalanya banyak, musim PMK, di kita setiap makan itu obat-obatan selalu full, setiap makan kita pakai vitamin, jamu terus rutin setiap hari. Ya, supaya sapi itu betul-betul imunnya kuat," ucap Rasim.
Baca juga: Banyak Sapi Bergejala PMK di Pangandaran, Dokter Hewan; Jangan Dulu Ada Lalu Lintas Hewan Ternak
Sekarang ini, kata Ia, ada 4 ekor yang bergejala PMK dan awal membelinya itu masih di wilayah Pangandaran.
"Tapi mungkin, virus itu bukan hanya menempel saja, mungkin lewat udara atau lainnya. Sehingga, di kandang kami itu ikut terserang PKM juga," katanya.
"Dulu sempat ada 3 ekor tapi alhamdulilah sudah sembuh dan ini ada 4 ekor terkena PMK lagi. Tentu, kerugian itu sudah pasti ada, karena yang sudah terkena PMK saya gak berani menjualnya."
Kini, Ia hanya berupaya terlebih dahulu untuk menyembuhkan sapi yang mengalami gejala PMK baik secara obat kampung ataupun secara kedokteran.
"Tapi, dulu alhamdulilah pernah ada 6 ekor saat pakai obat kampung 100 persen bisa sembuh," ucap Rasim. (*)