Rahasia Umur Panjang Abah Tamim Lansia Berusia 100 Tahun di Garut, Masih Eksis dengan Bengkelnya
Abah Tamim seorang lansia berumur seratus tahun di Garut masih eksis membuka bengkel jari-jari roda. Usahanya itu mampu bertahan di tengah
Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Darajat Arianto
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Abah Tamim seorang lansia berumur seratus tahun di Garut masih eksis membuka bengkel jari-jari roda.
Usahanya itu mampu bertahan di tengah maraknya bengkel modern yang tersebar di setiap penjuru Garut Kota.
Ia mengaku lahir pada tahun 1922 atau saat ini berusia 100 tahun, dan usahanya itu sudah dijalankan sejak 70 tahun yang lalu
"Usia 100 tahun, zaman Belanda (lahir) tahun 1922 sekarang 2022, berarti seratus tahun," ujarnya saat diwawancarai Tribunjabar.id di bengkel miliknya yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Kamis (16/6/2022)
Ia menyebut hingga kini ia masih mampu bertahan dan memiliki banyak pelanggan meskipun berdiri di tengah maraknya bengkel motor modern di sekitarnya.
Bengkelnya itu bukan bengkel motor yang besar melainkan sebuah ruangan berukuran 1x6 meter yang dihimpit oleh dua bangunan ruko yang cukup besar.
"Alhamdulillah langganan banyak, punya karyawan juga yang bantu-bantu di sini, sempat berhenti karena sakit sekarang buka lagi," ucapnya.
Saat ditanya rahasia berumur panjang dengan kondisi ingatan yang baik dan sehat, ia menjelaskan bahwa menjalani hidup itu harus dengan penuh kasih sayang.
Kasih sayang yang ia maksud adalah kasih sayang ke setiap orang tanpa mengharap imbalan apapun.
"Orang kalo sudah sayang sama orang lain, berarti dia sayang sama diri sendiri, dan di antara kasih sayang itu muncul doa-doa kebaikan, itu adalah rahasia panjang umur," ucapnya.
Selain itu ia menjelaskan, perlakuan terhadap orang tua merupakan syarat penting jika ingin berumur panjang.
Hal-hal sederhana seperti bersalaman dengan kedua orang tua menurutnya harus dilakukan dengan penuh keikhlasan.
"Jadi kalau bersalaman dengan orang tua itu harus ikhlas, harus penuh penghormatan, harus pakai dua tangan. Jangan terbalik seperti ke orang-orang besar pake dua tangan tapi ke orang tua sendiri kok pakai satu tangan," ungkapnya.
Abah Tamim beralamat di Kampung Sumber Sari Timur, Kelurahan Regol, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut.
Di usianya yang 100 tahun itu ia sudah memiliki empat keturunan yang berjumlah puluhan.
"Anak saya 10, punya cucu 35, punya cicit 35, bao (canggah) lima, mereka sering menyuruh saya di rumah saja, tapi ah bosan di rumah mending bekerja saja," ucapnya.
Momon (50) salah satu keponakan Abah Tamim yang ikut bekerja di bengkel itu mengatakan sudah banyak orang yang dulunya ikut bekerja di tempat itu kini memiliki bengkel sendiri.
Ia menyebut di kampungnya Abah Tamim merupakan orang yang dihormati karena sering mengobati orang sakit.
"Abah Tamim di kampungnya terkenal suka ngobatin orang, dulu yang kerja di sini juga banyak, sekarang udah punya bengkel sendiri," ucapnya.
Ia menjelaskan usia Abah Tamim di catatan kependudukan sipil tercatat lahir pada tahun 1934, namun hal itu menurutnya keliru.
"Di KTP itu tercatat tahun 1934 tapi sebenarnya tahun 1922, mungkin salah catat," ucapnya. (*)