Kisah Tragis TKW Indramayu di Taiwan, Dulu Cantik Kini Gigi Rontok dan Babak Belur, Disiksa Majikan

Kisah tragis TKW Indramayu di Taiwan. Ia disiksa habis-habisan oleh majikannya.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: taufik ismail
Istimewa
Kondisi Reni sebelum disiksa oleh majikannya di Taiwan. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Reni (37), Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Indramayu menjadi korban penyiksaan majikan di Taiwan.

Wajah TKW warga Desa/Kecamatan Kedokanbunder tersebut bahkan dipenuhi luka lebam diduga bekas dianiaya.

Kepala Desa Kedokanbunder, Waskim mengatakan, selain disiksa, Reni dikabarkan pula dihukum majikannya dengan disuruh memakan kotoran anjing.

Ia bahkan menilai kondisi yang dialami Reni sudah sangat keterlaluan.

"(Reni) sempat ngomong seperti itu (diminta makan kotoran anjing)," ujar dia kepada Tribuncirebon.com di kediaman Reni di Desa/Kecamatan Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu, Kamis (16/6/2022).

Waskim menceritakan, dimintanya Reni memakan kotoran anjing tersebut karena ketahuan majikan tidak sengaja memecahkan gelas.

Ia lalu diminta pertanggungjawaban untuk menganti gelas yang pecah. Karena tidak memiliki uang, ia diminta memakan kotoran tersebut.

Selain itu, kata Waskim, setiap kesalahan yang dibuat, majikannya juga selalu bertindak kasar hingga menganiaya.

Hal ini terlihat dari kondisi fisik Reni yang menghawatirkan, giginya bahkan rontok dan bibirnya seperti mengeluarkan nanah.

"Setiap melakukan kesalahan, ibu Reni ini selalu dipukuli oleh majikannya," ujar dia.

Dalam hal ini, pemerintah desa pun sudah melakukan tindakan cepat dengan melaporkan kejadian yang dialami Reni di Taiwan kepada Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

Terlebih, kondisi Reni tersebut sudah viral di media sosial.

Keluarga saat menunjukan foto Reni TKW asal Desa/Kecamatan Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu yang alami penyiksaan di Taiwan, Kamis (16/6/2022).
Keluarga saat menunjukan foto Reni TKW asal Desa/Kecamatan Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu yang alami penyiksaan di Taiwan, Kamis (16/6/2022). (Tribun Cirebon/ Handhika Rahman)

Sempat Hilang Kontak

Reni sempat hilang kontak selama beberapa bulan, mereka baru mengetahui kondisinya setelah viral di media sosial dengan kondisi wajah yang sudah rusak.

Pemerintah Desa Kedokanbunder yang mengetahui kejadian tersebut langsung mencari tahu informasi soal Reni dan melaporkan perlakuan jahat majikannya ke Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

Waskim mengatakan, sebagai pemerintah desa, pihaknya tentu sangat terpukul atas kejadian yang dialami warganya tersebut.

"Melihat dari media sosial dan saya kontak langsung warga yang membuat video (kondisi Reni) memang benar, ibu Reni ini mengalami luka di tangan, lebam di mulut bekas tonjokan, telinga dan kepala sampai mengeluarkan darah," ujar dia kepada Tribuncirebon.com di kediaman Reni, Kamis (16/6/2022).

Berdasarkan keterangan yang beredar, saat bekerja di Taiwan, Reni selalu diawasi gerak-geriknya melalui kamera CCTV.

Setiap melakukan kesalahan, ia langsung disiksa majikannya.

Masih keterangan informasi yang beredar, mata Reni sampai disiram pakai cairan pemutih baju hingga penglihatannya menjadi rabun.

Tidak hanya itu, ia juga dipaksa memakan kotoran anjing.

Telinga Reni juga bengkak mengeras dan gendang telinganya pecah, kemudian bibir hancur, gigi rontok dan patah hingga mengeluarkan nanah, alat kelamin bengkak, tangan dan kaki bengkak, serta sekujur tubuh penuh luka.

Reni juga diketahui disiram air panas dan digosok punggungnya dengan handuk hingga kulitnya mengelupas.

Kondisi tersebut membuat anaknya, Muhammad Syawal (16) sedih. Ia sangat berharap kepada pemerintah agar dapat menyelamatkan ibunya tersebut.

"Tolong selamatkan ibu saya, pulangkan ibu saya," ujar dia.

Baca juga: PILU Nasib TKW Asal Indramayu, Disiksa Majikan di Taiwan, Muka Hancur Ditonjok, Mata Disiram Pemutih

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved