Persib Bandung

Respons Manajemen Persib Bandung Soal Oknum Bobotoh yang Menyalahkan Flare

Pertandingan pembuka babak penyisihan grup C Piala Presiden 2022, antara Persib Bandung kontra Bali United seharusnya menjadi momentum spesial.

Penulis: Cipta Permana | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tribun Jabar/Cipta Permana
Oknum bobotoh menyalakan flare atau suar saat pertandingan Persib Bandung kontra Bali United FC di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Minggu (12/6/2022) malam. 

Laporan wartawan Tribunjabar.id, Cipta Permana

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Pertandingan pembuka babak penyisihan grup C Piala Presiden 2022, antara Persib Bandung kontra Bali United, di Stadion GBLA, Minggu (12/6/2022), yang seharusnya menjadi momentum spesial.

Itu karena Persib Bandung dapat kembali berlaga di Stadion GBLA, sejak terakhir pada 2018. Sayangnya, partai Pangeran Biru lawan Bali United ternoda oleh sikap kurang sportif oknum bobotoh.

Ada oknum bobotoh yang menyalakan cerawat atau flare dan menyuarakan nyanyian bernada rasis sepanjang pertandingan berlangsung.

Akibatnya, wasit Fariq Hitaba harus menghentikan laga sekira 15 menit untuk memberikan kesempatan kepada panitia penyelenggara mengontrol situasi.

Manajemen PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) pun menyayangkan sikap oknum bobotoh tersebut.

Padahal, membawa dan bahkan menyalakan flare sudah jelas merupakan perbuatan terlarang yang tertulis secara resmi pada ketentuan pelaksanaan pertandingan sepak bola.

Dilihat dari segi kesehatan pun, asap dari cerawat membuat orang mengalami sesak napas.

Baca juga: Flare Menyala di Pertandingan Piala Presiden Ancam Rencana Kompetisi Resmi? Begini Kata Ketua PSSI

Selain aksi menyalakan flare, hal yang sangat disayangkan juga terjadi ketika terdengar nyanyian rasis. Hal ini juga sama sekali tidak dibenarkan terjadi dalam pertandingan. 

"Seyogyanya, sebuah dukungan kepada klub merupakan hal baik dan perlu disampaikan secara baik juga, tanpa sedikit pun menyinggung pihak lain," tulis manajemen dalam laman resmi klub, Senin (13/6/2022).

Manajemen pun berharap, aksi kurang sportif tersebut tidak kembali, bukan hanya di Stadion GBLA, tapi di mana pun dan kapan pun Persib Bandung bertanding.

Semua bobotoh pun diminta dapat menjunjung tinggi nilai sportivitas, menghormati dan menaati semua aturan pertandingan termasuk juga untuk tidak membawa senjata tajam (sajam) dan benda-benda berbahaya lainnya.

Dengan dukungan positif, Persib Bandung bertanding maksimal, tanpa harus membuat pertandingan terhenti.

Baca juga: Menangis Setelah Laga Persib vs Bali, Ciro Alves Unggah Foto Seseorang yang Terbaring di Rumah Sakit

Sejatinya, saat pertandingan terhenti, rencana permainan pun akan terganggu, termasuk ketika tim Pangeran Biru berusaha untuk membalikkan keadaan atas Bali United.

"Kami berharap seluruh bobotoh dapat menaati dan menghormati semua aturan yang telah ditetapkan oleh PSSI dan operator Piala Presiden dan Liga 1, PT Liga Indonesia Baru (LIB), agar terciptanya suasana pertandingan yang kondusif, tertib, aman dan nyaman, sehingga menjadi penyemangat kepada para pemain dan antarsesama bobotoh," tulisnya.

Friksi atau ketegangan selama pertandingan di antara kedua tim merupakan hal yang lumrah dalam sepak bola. 

Ketika pertandingan berakhir, semua pemain bersikap sportif, tercermin dari saat saling berjabat tangan dan berpelukan di antara para pemain dan ofisial.

Di dalam pertandingan dua tim adalah lawan, tapi setelahnya semua orang adalah kawan. 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved