Jemaah Haji Berisiko Tinggi Dipasangi Wristband, Kloter Pertama Ada 12 Orang, Ini Fungsinya
Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr. Budi Sylvana mengatakan, untuk keberangkatan kloter pertama embarkasi Jakarta, wrist band diberikan kepada 12 calon j
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI akan membagikan sebanyak 3.000 wristband atau gelang pintar khusus kepada jemaah haji dengan risiko tinggi (risti).
Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr. Budi Sylvana mengatakan, untuk keberangkatan kloter pertama embarkasi Jakarta, wrist band diberikan kepada 12 calon jemaah risti.
“Dari 100.051 calon haji, 3000 jemaah yang ristinya berat yang akan dipasangkan wristband."
"Di kloter sekarang ada 12 orang yang dipasangkan wristband,” jelas dr. Budi pada pelepasan resmi kloter haji Indonesia pertama, Sabtu dini hari (4/6/2022).
Apa dan bagaimana cara kerja dari Wristband itu?
Wristband berbentuk seperti smart watch, dipakai di pergelangan tangan dan terhubung dengan aplikasi TeleJemaah pada ponsel pintar milik jemaah haji.
Pada wristband tercatat data kondisi kesehatan jemaah haji yang didapat melalui infra merah. Data itu kemudian terhubung ke TeleJemaah dan Tele Petugas secara otomatis.
Pemantauan terhadap indikator kesehatan tersebut menjadi parameter dalam pemeriksaan kesehatan secara rutin.
“Jadi kalau vital sign naik, misalnya saturasi oksigen turun, akan ada komunikasi dengan petugas yang terdekat langsung respon” ucap dr Budi.
Diketahui Arab Saudi tahun ini memberikan kuota haji Indonesia sebesar 100.051 orang. Kuota ini terdiri atas 92.825 haji regular dan 7.226 haji khusus.
Dari 100.051 calon haji asal Indonesia yang berangkat tahun ini sebanyak 35,81 persen masuk dalam kategori risiko tinggi (risti) dan lanjut usia. (*)
