Keamanan Kota Bandung Jadi Alasan Persebaya Surabaya Ogah Persib Jadi Tuan Rumah Turnamen Pramusim

Persebaya Surabaya menjadikan keamanaan di Kota Bandung sebagai alasan usulan pemindahan venue pertandingan Grup C turnamen pramusim 2022.

Editor: Giri
tribunjabar/syarif pulloh anwari
Pendukung tim Persebaya Surabaya saat berada di sekitar Alun-alun Kota Bandung, Rabu (6/3/2019). Persebaya Surabaya tidak mau bermain di Bandung pada gelaran turnamen pramusim 2022 karena bonek dikhawatirkan membuat masalah di Bandung. 

TRIBUNJABAR.ID - Persebaya Surabaya menjadikan keamanaan di Kota Bandung sebagai alasan usulan pemindahan venue pertandingan Grup C turnamen pramusim 2022.

Grup C selain diisi Persib Bandung dan Persebaya Surabaya, juga ada Bali United dan Bhayangkara FC.

Persib Bandung sebagai tuan rumah.

Namun, Persebaya minta kepada PT Liga Indonesia Baru atau PT LIB agar memindah lokasi pertandingan.

Manajer Persebaya Surabaya, Yahya Alkatiri, meminta untuk pemindahan lokasi turnamen agar tak dilakukan di Bandung.

Yahya Alkatiri mengkhawatirkan ulah bonek, pendukung Persebaya, yang bisa saja mengganggu keamanan selama acara berlangsung.

Manajemen Persebaya juga sudah surati panitia pelaksana terkait keinginan tersebut.

"Kami sudah mengirim surat ke PT LIB 31 Mei lalu untuk meninjau kembali venue Grup C karena bermain di Bandung," ungkap Yahya Alkatiri, Jumat (3/6/2022).

Ia menjelaskan, suporter Persib dan suporter Persebaya punya kedekatan emsional. Jika laga Persebaya di Bandung, bonek dari berbagai daerah akan datang ke Bandung.

Baca juga: Laga Persib Bandung Bisa Disaksikan Secara Langsung, Umuh Muchtar Minta Hal Ini kepada Bobotoh

Gelombang massa dari bonek yang bertahan selama 10 hari di Bandung selama babak penyisihan, dikhawatirkan Yahya akan menimbulkan masalah baru.

"Kalau di Bandung, (bonek) bisa bedol desa dari Surabaya ke Bandung. Aku enggak bisa bayangin 10 hari. Sepuluh hari di sana itu akan menimbulkan masalah kamtibmas," ucapnya.

Dengan potensi gangguan bonek selama 10 hari di Bandung, dia khawatir laga Piala Presiden 2022 bakal terganggu.

"Kalau gelar pertandingan terus ada kekacauan, ini nanti liganya yang akhirnya enggak jalan," tambah Yahya Alkatiri.

Untuk itu, dijelaskan Yahya Alkatiri, dalam surat yang disampaikan pihaknya pada PT LIB, ada dua opsi yang ditawarkan.

Pertama pindah venue Grup C, tidak digelar di Bandung.

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved