Pimpinan Khilafatul Muslimin Jawab Tudingan soal NII, Radikal hingga Ingin Tegakan Khilafah
Pimpinan Khilafatul Muslimin, Abdu Qadir Baraja bantah kelompoknya kampanyekan negara khilafah di Indonesia.
TRIBUNJABAR.ID- Pimpinan Khilafatul Muslimin, Abdu Qadir Baraja bantah kelompoknya kampanyekan negara khilafah di Indonesia.
Seperti diberitakan, sempat viral konvoi pemotor di Jakarta bawa poster berisi tulisan soal kebangkitan khilafah di Indonesia.
Abdul Qadir Braja menegaskan Khilafatul Muslimin bukan kelompok terafiliasi organisasi terorisme dan menjunjung tinggi Pancasila dan NKRI.
"Kita menyerukan bersatu dan jangan terpecah belah. Ini yang belum dipahami," ujar Abdul Qadir Baraja saat ditemui jurnalis Kompas TV Roma Afria Idham di Kantor Pusat Khilafatul Muslimin, Lampung, Rabu (1/6/2022).
Ia menegaskan banyak orang yang salah dalam menilai Khilafatul Muslimin karena melihat ada kata khilafah.
Tidak ada yang mempunyai kesepakatan seperti Piagam Madinah kecuali Indonesia dalam Pancasila, UUD 1945 yang mempersatukan umat," ujar Abdul Qadir Barja.
Baca juga: PROFIL Khilafatul Muslimin yang Kampanyekan Khilafah, Sevisi dengan HTI Tapi Beda Leluhur
Lebih lanjut Abdul membantah kelompoknya menentang Pancasila dan NKRI. Abdul menyatakan anggota Khilafatul Muslimin tidak hanya dari muslim, tapi ada juga non muslim.
Menurutnya tudingan-tudingan bahwa kelompoknya menolak Pancasila dan NKRI merupakan bagian dari perjuangan untuk mempersatukan umat agar tidak terpecah belah.
"Ya kita anggap biasa saja, yang penting jangan sampai kita malas mensiarkan persatuan umat ini, biar rakyat tahu itu saja, tidak ada maksud lain. Kita juga peringatkan konvoi jangan melanggar lalu lintas," ujar Abdul.
Densus 88 Buka Sejarah Khilafatul Muslimin
Kabag Banops Densus 88 Kombes Aswin Siregar mengingatkan warga terkait kelompok Khilafatul Muslimin karena mereka pinya sejarah panjang berkaitan teror dan radikalisme.
"Bagi masyarakat atau siapa pun yang bergabung dalam kelompok itu bahwa kelompok tersebut memiliki sejarah panjang keterkaitan dengan berbagai teror dan radikal," kata Aswin di Jakarta, Rabu (1/6/2022).
Ia menyebut bahwa Khilafatul Muslinin, pimpinannya, pernah ditangkap Densus 88 karena pernah bergabung dengan kelompok Negara Islam Indonesia (NII).
"Kalau kita lihat dari pendiri kelompok ini atau gerakan ini, dekat sekali dengan kelompok-kelompok radikal seperti NII," ucapnya.
Densus 88 tengah menyelidiki peristiwa konvoi tersebut dan bekerja sama dengan unit kepolisian terkait lainnya.
Hal itu dilakukan guna menelusuri kenapa peristiwa tersebut bisa terjadi dan bagaimana menyikapinya jika ada kegiatan itu selanjutnya.
"Kami lihat nanti apakah ini akan mengarah ke tindak pidana terorisme atau tidak, nanti berdasarkan bukti-bukti yang akan kami kumpulkan," ujarnya.
Menurut Aswin, dengan memahami sejarah kelompok dan orang-orang yang terlibat di Khilafatul Muslimin, hendaknya masyarakat lebih mewaspadai.
Ia mengatakan bukan karena hanya ketuanya yang pernah ditangkap Densus 88, tapi beberapa orang di kelompok Khilafatul Muslimin tersebut pernah ditangkap karena terlibat terorisme dan radikalisme.
"Kami betul-betul mengimbau kalau ada orang yang mengajak lagi seperti itu (konvoi) pikirkan masak-masak berkali-kali ya," ujar Aswin.
"Apabila melakukan dengan bergabung dalam kegiatan itu ya bisa menghadapi konsekuensi hukum."
Aswin menambahkan pihaknya kini tengah menyelidiki secara intensif konvoi tersebut untuk mengumpulkan bukti-bukti.
Seperti diketahui, kelompok Khilafatul Muslimin baru-baru ini viral usai melakukan konvoi menggunakan sepeda motor di wilayah Jakarta Timur.
Kegiatan konvoi yang dilakukan pada Minggu, 29 Mei 2022 tersebut dengan membawa sejumlah atribut berbau khilafah. (*)