Arisan Bodong di Garut

SOSOK Mamah Muda Pelaku Arisan Bodong di Garut, Sudah Setahun Menipu Termasuk Guru Sekolahnya

Inilah sosok berinisial EMP (23) pelaku arisan bodong di Garut yang bawa kabur uang hampir senilai Rp 500 juta.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Sidqi Al Ghifari
Korban arisan bodong di Garut melapor ke Polres Garut. Puluhan member arisan rugi ratusan juta rupiah. 

TRIBUNJABAR.ID - Inilah sosok berinisial EMP (23) pelaku arisan bodong di Garut yang Bawa Kabur Uang hampir senilai Rp 500 juta.

Warga Garut dibuat geram dengan adanya kasus arisan bodong yang baru-baru ini terjadi.

Kasus itu dilaporkan oleh puluhan korban arisan bodong ke polisi Jumat (27/5/2022).

Diketahui sosok pelaku tersebut adalah seorang mamah muda.

Pelaku berinisial EMP yang merupakan warga Kampung Cikondang, Desa Cijayana, Kecamatan Mekarmukti, Kabupaten Garut.

Para korban sebenarnya sudah berbondong-bondong mendatangi kediaman EMP.

Namun EMP sudah tidak berada di rumahnya.

Baca juga: Korban Arisan Bodong di Mekarmukti Garut Sempat Gerebek Rumah Pelaku, Namun Ini yang Mereka Dapati

Sebelum melarikan diri, ada korban-korban lain yang mendatangi kediaman EMP untuk meminta pertanggungjawaban.

Bahkan EMP tidak hanya menipu anggota arisan bodong miliknya itu, mamah muda itu juga pernah menipu gurunya sendiri yang pernah mendidiknya saat berada di sekolah dasar.

Berbondong-bondong Dilaporkan Ke Polisi

EMP diketahui sudah melarikan diri karena sebelumnya sudah didatangi beberapa korban lain yang meminta pertanggungjawabannya.

"Iya dulu pernah ke rumahnya bersama-sama korban, tapi di rumahnya sudah tidak ada, cuma ada keluarganya saja," ujar Vera saat diwawancarai Tribunjabar.id di Polres Garut setelah secara resmi melaporkan pelaku, Jumat (27/5/2022).

Kedatangan para korban ke rumah pelaku menurutnya untuk mempertanyakan nasib puluhan member arisan yang hartanya digelapkan oleh pelaku.

Kedatangan para korban juga diketahui bukan hanya sekali, tapi telah beberapa kali dilakukan.

Namun tetap tidak membuahkan hasil.

Baca juga: Korban Arisan Bodong di Mekarmukti Garut Sempat Gerebek Rumah Pelaku, Namun Ini yang Mereka Dapati

Pihak korban menurutnya sudah mencoba bersabar dan tetap menjaga kondusivitas di lingkungan pelaku dengan tidak berbuat anarkis.

Bahkan sudah ada kesepakatan dengan keluarga pelaku untuk segera mengembalikan uang yang digelapkannya.

"Kan sebelum ke sini (Polres Garut) keluarga minta perwakilan lima orang, mau kekeluargaan, mereka ngasih harta rumah terus aset-aset semua punya pelaku, tapi nominalnya jauh (dari kerugian)," ucapnya.

Hingga batas yang ditentukan akhirnya pihak keluarga pelaku tidak mampu memenuhi harapan para korban.

Korban pun akhirnya memilih menyelesaikan kasus tersebut ke kepolisian.

Ia menuturkan keberadaan pelaku hingga kini belum diketahui.

Ia berharap dengan melakukan laporan tersebut pelaku segera ditangkap.

Kerugian korban menurutnya beragam, mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 40 juta rupiah per orang.

"Total kerugian dari semua orang itu hampir lima ratus juta, atau Rp 494.810.000, itu uang pokok," ucapnya.

EMP diketahui sudah menjalankan bisnis arisan bodong miliknya tersebut sejak satu tahun terakhir.

Ia menyebut di awal-awal bergabung arisan berjalan mulus.

Namun setelah beberapa waktu pelaku tidak dapat memenuhi janjinya membayarkan uang arisan yang sebelumnya dijanjikan kepada para korban.

Cerita dari Eutika Hartika, Salah Satu Korban EMP

"Dia murid saya waktu SD, luar biasa, malu saya sebagai gurunya," ujarnya saat diwawancarai Tribunjabar di Polres Garut

Eutika menuturkan hubungannya selama ini dengan pelaku berjalan lancar.

Bahkan pelaku menurutnya menjadi orang yang sangat ia percayai.

Pelaku menurutnya menjalankan usaha di kampung halamannya dengan membuka warung kelontongan dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

"Bahkan saya adalah langganan dia, sering beli ke dia, usahanya padahal lumayan muter pelanggannya banyak," ucapnya.

Dengan kasus yang menjerat EMP karena nekat melakukan penggelapan dan nasabah yang bahkan gurunya sendiri, Eutika sangat menyayangkan itu terjadi.

Padahal menurutnya EMP merupakan orang yang ulet dan mau berusaha dengan menjalankan usaha kelontongan di rumahnya sendiri meskipun masih tergolong usaha menengah ke bawah.

"Cukup disayangkan ya, padahal ulet dan mau berusaha, kami juga tidak nyangka," ucapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved