Sudah Arungi Laut Sejak Usia 13 Tahun, Nelayan Senior Garut itu Berpulang Dihantam Gelombang Tinggi
Nelayan di Pangandaran bernama Ade Jamidin (52) meninggal dunia saat kapalnya tersapu gelombang tinggi di pantai selatan Garut.
Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Mega Nugraha
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Sidqi Al Ghifari
TRIBUNJABAR.ID, Garut - Nelayan bernama Ade Jamidin (52) meninggal dunia saat kapalnya tersapu gelombang tinggi di pantai selatan Garut.
Setelah jenazahnya ditemukan, dia langsung disalatkan untuk segera dimakamkan. Prosesi salat jenazah dilakukan di Masjid Asy Syifa, Kampung Mancagahar, Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Selasa (24/5/2022) siang.
Ratusan warga mengiringi jenazah yang semasa hidupnya itu memiliki banyak hubungan baik dengan masyarakat sekitar.
"Alhamdulillah banyak yang menyolatkan almarhum, semasa hidupnya terkenal baik, rumahnya tepat belakang Masjid Asy Syifa," ujar aktivis lingkungan Forum Pengurangan Risiko Bencana Garut Selatan, Ipi Mupliana kepada Tribunjabar.id.
Baca juga: Nelayan Tewas saat Kapal Tongkang Dihantam Gelombang Tinggi di Laut Sayangheulang Garut
Ia menuturkan almarhum meninggalkan istri dan empat orang anak. Ia menyebut, Ade sudah mengenal ganasnya ombak laut pantai selatan sejak anak-anak.
"Profesinya itu sudah dijalankannya sejak usia 13 tahun," ucap Ipi.
Ade juga dikenal sebagai orang yang sudah senior juga dikenal berpengalaman dalam melaut di kawasan pantai selatan.
Kapal yang dikendarainya itu miliknya sendiri, posisinya di kapal tersebut adalah seorang jurumudi.
"Saat ini sedang proses pemakaman, masya Allah ratusan orang mengantarkannya ke pemakaman," ucapnya.
Kasat Polairud Polres Garut, AKP Adnan Muttaqien mengatakan saat kejadian Ade berlayar bersama dua orang rekannya menggunakan Kapal Nelayan KM Abah Jaya.
Ade berangkat melaut pada hari Senin (23/5/2022) pukul 15.00 WIB bersama dua anak buah kapal yakni, Agus Muhidin (52) dan Nanan (24).
"Selanjutnya pada pukul 03.00 WIB (Selasa), kapal yang sedang melakukan penangkapan ikan tiba-tiba datang ombak besar dan menghantam kapal tersebut," ujarnya melalui laporan tertulis yang diterima Tribunjabar.id.
Seketika itu kapal Abah Jaya tersebut terbalik yang mengakibatkan ketiganya tenggelam.
"Satu selamat atas nama Nanan, dan satu orang atas nama Ade Jamidin meninggal dunia, sementara Agus Muhidin belum ditemukan," ucapnya.
Saat ini Tim SAR gabungan sudah diterjunkan ke lokasi kejadian untuk melakukan pencarian satu korban lain yang saat ini belum ditemukan.
BMKG Ingatkan Gelombang Tinggi
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Cilacap prediksi ada gelombang tinggi di Garut-Pangandaran.
Prakiraan gelombang tinggi di perairan Garut dan Pangandaran tersebut berlaku mulai hari Senin 23 Mei 2022 pukul 19:00 WIB sampai Rabu 25 Mei 2022 pukul 19:00 WIB.
Di wilayah perairan Garut - Pangandaran, pada tanggal 23 Mei 2022 pukul 19:00 WIB sampai tanggal 24 Mei 2022 pukul 19:00 WIB, arah angin bertiup dari arah timur laut hingga tenggara dengan kecepatan angin 2 hingga 15 Knot, gelombang sangat tinggi diangka 4 hingga 6 meter.
Kemudian, mulai tanggal 24 Mei 2022 pukul 19:00 WIB sampai tanggal 25 Mei 2022 pukul 19:00 WIB, arah angin bertiup dari timur laut hingga barat daya dengan kecepatan angin mencapai 2 hingga 15 Knot, gelombang sangat tinggi diangka 4 hingga 6 meter.
Salah satu pedagang di bibir pantai barat Pangandaran, Anding menyampaikan, memang saat ini gelombang laut cukup tinggi.
"Malam (23/5/2022) tadi juga, air laut naik (rob) mendekati lapak dagangan Saya. Itu, bisa dilihat ada bekasnya basah dan membawa sampah," ujarnya saat ditemui Tribunjabar.id di bibir pantai barat Pangandaran, Selasa (24/5/2022) pagi.
Menurutnya, fenomena gelombang tinggi bukan kali ini saja. Sebelumnya juga sudah sempat terjadi.
"Sudah biasa dan gak aneh lagi, ini mah mungkin kaya rob biasa," ucap Anding.