Pernyataan Ridwan Kamil Soal Tipe Relawan Dikecam: Ajang Silaturahmi yang Jadi Blunder
Pernyataan Ridwan Kamil dalam silaturahmi dan konsolidasi relawan Ridwan Kamil pada Senin (16/5/2022) dikecam.
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Mega Nugraha
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pernyataan Ridwan Kamil dalam silaturahmi dan konsolidasi relawan Ridwan Kamil pada Senin (16/5/2022) dikecam.
Mantan relawan dan pokja relawan Ridwan Kamil, Amin Nurdin, mengatakan, momentum halal bihalal dan bertemu relawan hanya memungkinkan setahun sekali untuk melepas rindu dan bertukar gagasan menyelesaikan tugasnya sebagai gubernur.
"Ya justru ini menjadi blunder ketika RK sampaikan tipologi jenis atau karakteristik relawan versinya sendiri. Ini terlihat di beberapa grup whatsapp relawan RK dan media sosial tim RK. Video statement yang tak tepat itu kini telah tersebar luas dan mendapat berbagai respon baik grup whatsapp atau media sosial," katanya, Rabu (18/5/2022) yang mengaku tak diundang dalam acara halal bihalal itu.
Baca juga: Temui Pendukung, Ridwan Kamil Minta Relawannya Ikhlas Bekerja menuju Pilpres 2024
Amin berkeinginan Ridwan Kamil tak terjebak oleh ambisi politik atau haus kekuasaan, seperti yang pernah diungkapnya. Dia berpandangan agar Ridwan Kamil fokus selesaikan janji kampanye sampai tuntas baik janjinya yang tertuang dalam RPJMD atau program unggulan atau janji RK saat kampanye.
"Saya masih ada catatan janji kampanyenya dahulu. Jika RK mau ayo kami duduk bareng dan selesaikan janjinya, karena janji itu hutang dan hutang haruslah dibayar karena urusannya bukan hanya di dunia tapi akhirat," katanya.
Hal senada disampaikan mantan Ketua Umum Barisan Ridwan Kamil (Barmil), Bagus Machdiantoro yang saat ini menjabat pula sebagai Ketua BBC. Menurutnya, Ridwan Kamil seorang pejabat publik dan menduduki jabatan politis, bukan akademisi atau profesor yang sedang lakukan riset.
Sehingga, tak selayaknya mengutarakan hal itu lantaran bakal memecah belah dan mencurigai antarrelawannya.
"Saya khawatir kebiasaan membuat tipologi seperti ini bisa memecah belah masyakarat yang lebih luas jika kami menarik dalam masalah atau konteks lain," katanya.
Sebagai pendukung RK sejak Walikota Bandung hingga Gubernur Jabar, lanjut Bagus, dia kecewa kepada Ridwan Kamil.
"Seyogya RK fokus mengurusi permasalahan di Jawa Barat, di sisa masa jabatannya. Karena banyak program yang belum dan tidak jalan, salahsatu alasannya karena pandemi. Kok aneh, masih pandemi dan sebagai gubernur justru mikirin pilpres. Secara etis, ini sudah mengkhianati amanah yang diberikan masyarakat Jawa Barat," katanya.
Dalam silaturahmi itu, menurut Ridwan Kamil, sebagai pemimpin yang telah mengikuti dua kali pemilihan kepala daerah, Kang Emil menilai karakteristik relawan pendukungnya.
"Relawan ada tiga golongan. Pertama, yang mendukung dan tidak berharap apa-apa. Berharapnya hanya perubahan peradaban,” ucap Emil.
Kedua, ada pula relawan yang mendukung, namun diakhiri dengan harapan akan sesuatu.
“Wajar, dalam relasi kemanusiaan, siapa yang menolong, harus ditolong. Tapi, harus bagaimana situasi, mun aya diterima, teu aya ditampi. Wayahna, sesuai situasi,” ujarnya.
Terakhir, ada pula golongan relawan yang dinilainya justru merepotkan. Biasanya, kata dia, relawan golongan terakhir ini memberikan dukungan dengan syarat yang mereka tentukan.
“Ada pengharapan, tapi harus gimana mereka. Sudah difasilitasi, sudah diberi, sudah dikasih kesempatan, tapi tak pernah puas,” katanya meniru yang dikatakan Emil.(*)