Kasus Penganiayaan di Sukabumi Berakhir Islah, Berawal Nyolot Setelah Dibantu Parkir

Kasus pengeroyokan kepada Wildan (28), warga Kadudampit, Kecamatan Kadudampit, Kota Sukabumi, di Jalan Ciaul, 1 Mei 2022, berakhir islah.

Penulis: Dian Herdiansyah | Editor: Giri
Tribun Jabar/Dian Herdiansyah
Kapolsek Cikole, Kompol NR Subarna. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Sukabumi, Dian Herdiansyah

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Kasus pengeroyokan kepada Wildan (28), warga Kadudampit, Kecamatan Kadudampit, Kota Sukabumi, di Jalan Ciaul, 1 Mei 2022, berakhir islah.

Peristiwa itu bermula saat Wildan membeli takjil untuk berbuka puasa.

Saat itu, jalanan sedang macet.

Dia pun berinisiatif membantu arus lalu lintas agar lancar.

Kapolsek Cikole, Kompol NR Subarna, mengatakan, persoalan tersebut telah diselasaikan dengan secara musyawarah dari kedua belah pihak.

Berdasarkan laporan korban, Wildan melapor pada 1 Mei 2022 ke Polsek Cikole atas dugaan pemukulan dan pengeroyokan.

"Telah dimusyawarahka dari pihak pelapor dan terlapor, keduanya sudah diselesaikan secara kekeluargaan," ujar Subarna.

"Bahkan dari keduanya saling memaafkan dan tidak ada lagi soal kaitan penuntutan dari pelapor," jelas dia.

Wildan membenarkan dia telah melakukan musyawarah dan tidak memperpanjang persoalan yang menimpa dirinya.

"Kemarin malam saya dan terlapor bermusyawarah secara kekeluargaan di Polsek Cikole dan dianggap selesai," ucap dia.

Sebelumnya, Wildan jadi korban penganiayaan di Jalan Ciaul Pasir, Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi

Korban mengatakan, kejadian bermula saat dia mebeli takjil untuk berbuka puasa untuk keluarganya. 

Kemudian terjadi kemacetan. Hingga akhirnya korban berinisiatif untuk membantu arus lalu lintas agar lancar.

"Saya lagi beli es campur, terus ada mobil, saya bantu 'terus-terus'. Kemudian mobil parkir lalu bilang "Naon maneh ngatur-ngatur, kabeh ge polisi ngahargaan ka urang, saha maneh', cenah," ujarnya. 

Setelah itu, ia mendapat kabar bahwa yang bersangkutan memiliki kakak anggota DPRD.

"Kata warga mengalah saja pulang, tidak akan benar. Langsung saya pulang," tuturnya.

"Terus saya pulang ke rumah. Tidak lama ada yang jemput ke rumah, lalu diminta buat dateng ke rumahnya untuk melakukan permintaan maaf," ucapnya

"Tiba-tib saya dipukul dan ditendang tanpa tahu masalahnya oleh beberapa orang dan saya disuruh tunduk meminta maaf dan itu saya lakukan kondisi saya menangis," ucapnya.

Terkait dengan kejadian tersebut, dia melapor ke Polsek Cikole, Resor Sukabumi Kota.

"Namanya orang kecil dan enggak punya apa-apa saya pasrah saja. Kami lalu buat laporan kemarin ke Polsek," ucapnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved