Ojek Online di Lembang Sering Terjebak One Way Selama Libur Lebaran, Aktivitasnya Terhambat
Pengemudi ojek online di kawasan objek wisata Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) sering terjebak penerapan sistem one way di momen libur Lebaran.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Pengemudi ojek online di kawasan objek wisata Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) sering terjebak penerapan sistem one way selama momen libur Lebaran ini.
Sistem one way tersebut diterapkan polisi dengan durasi 15 menit, sehingga dengan rekayasa arus lalu lintas ini pengendara dari arah yang berlawanan, harus berhenti dengan waktu yang cukup lama.
Seorang pengemudi ojek online, Dindin (45), mengatakan, sudah tiga kali terjebak penerapan one way sehingga pekerjaannya untuk mengambil ataupun mengantarkan makanan cukup terhambat.
"Iya, lumayan terhambat (perjalanannya). Saya mau ambil makanan di dekat Grand Hotel Lembang terus diantar ke Farm House," ujarnya di Lembang, Jumat (6/5/2022).
Sementara untuk antisipasi dikomplain oleh pelanggan, ia selalu memberikan penjelasan bahwa pesanan makanan itu terlambat diantarkan akibat terjebak penerapan sistem one way.
Dengan adanya penjelasan seperti itu, selama ini dia belum pernah dikomplain pelanggannya karena mereka sudah mengerti dengan situasi saat libur Lebaran ini.
"Alhamdulillah pelanggan mengerti semua dan enggak komplain. Soalnya kita konfirmasi dulu kalau kondisinya terjebak one way dan kita foto juga biar ada buktinya," kata Dindin.
Kepala Bagian Operasi (Kabagops) Polres Cimahi, Kompol Zulkarnaen, mengatakan, terhambatnya aktivitas masyarakat itu merupakan konsekuensi dari penerapan sistem one way untuk mengurai kemacetan.
"Memang seperti itu. Kita tahu tentu ada pro kontra dan ada yang tidak senang. Kita minta pengertiannya dari wisatawan dan pengendara," ujarnya.
Ia mengatakan, penerapan one way di jalur arteri kawasan wisata Lembang selama libur Lebaran ini merupakan upaya untuk mengurai kepadatan kendaraan wisatawan.
"One way itu kita lakukan agar roda kendaraan tetap berputar. Kalau kita alirkan kendaraan seperti biasa, tentu akan terjadi penumpukan luar biasa di Lembang sehingga kita harus melakukan one way," kata Zulkarnaen. (*)