Kisah Kakek Suta Biayai Kuliah Cucunya dengan Berjualan Es Groyak Jajanan Legendaris Majalengka

Bagi masyarakat Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, pasti tidak asing lagi dengan jajanan Es Groyak.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mega Nugraha
Tribun Jabar / Eki Yulianto
Suta (64) warga Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, penjual es groyak di Majalengka. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA- Bagi masyarakat Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, pasti tidak asing lagi dengan jajanan Es Groyak.

Jajanan favorit di era 70-an itu kini masih bisa ditemui di tahun 2022 ini. Salah satu pedagangnya bernama Suta (64) warga Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.

Sehari-harinya, pria kelahiran tahun 1958 ini mangkal di Jalan Penghubung Desa Surawangi-Salawana, tepatnya di pinggir ruas Tol Cipali KM 166 wilayah Majalengka.

Pascalebaran ini, Suta baru kembali berjualan selama dua hari. Saat dijumpai Tribun, Suta masih terlihat gagah layaknya pria yang masih diusia remaja.

Ia menawarkan es yang ia jual dengan terlihat tetap tersenyum dan mudah berkomunikasi.

"Mau mas es Groyak? Cuma Rp 5 ribu saja, enak lagi panas-panas begini," ujar Suta kepada Tribun, Jumat (6/5/2022).

Baca juga: Cerita Nenek Pedagang Kopi di Pangandaran Dapat Cuan Rp 500 Ribu Sehari saat Libur Lebaran

Suta kemudian membuka kotak es yang didalamnya terdapat es yang sudah diparut.

Selanjutnya ia pun mengisi sejumlah toping khas Es Groyak, seperti potongan roti, kolang-kaling, aggar ditambah gula, santan dan tentunya es.

Pria yang tinggal di Desa Jatisura itu mengaku, es yang ia jualnya tersebut pernah menjadi jajanan favorit di era 70-an.

Saat itu, ia menjadi pelanggan setia pedagang Es Groyak di desanya. Setelah berlalu lalang berjualan berbagai macam makanan, Suta pun akhirnya ikut berjualan Es Groyak di tahun 2010.

"Es Groyak itu asli Majalengka, terkenalnya tahun 70an. Saya juga dulu suka beli. Nah waktu itu dari tahun 70an saya sudah berjualan, awalnya bubur kacang hijau, bajigur dan akhirnya Es Groyak dan sekarang sudah masuk ke 12 tahun atau dari tahun 2010," ucapnya.

Selama berjualan, Sutakerap menghadapi situasi lika-likunya sebagai pedagang. Jika sedang ramai, pria yang memiliki tiga anak ini bisa membawa uang sebanyak Rp 250 ribu.

Namun, jika sepi, paling tidak berada di kisaran Rp 100 ribu.

"Belum dipotong untuk modal, jadi modal bergantung dengan pendapatan. Intinya kalau penghasilan dapat Rp 250, ya modalnya bisa mencapai Rp 140 ribu gitu," jelas dia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved