Bolehkah Mengerjakan Puasa Syawal Tidak Beurutan? Simak Penjelasannya Lengkap dengan Bacaan Niat
Simak penjelasan bolehkan melaksanakan puasa Syawal tidak berurutan? Begini hukum, serta bacaan niat yang diucapkan.
Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Giri
TRIBUNJABAR.ID - Simak penjelasan bolehkan melaksanakan puasa Syawal tidak berurutan? Begini hukum, serta bacaan niat yang diucapkan.
Satu bulan penuh umat muslim melaksanakan puasa Ramadan sebagai kewajiban, maka selanjutnya umat muslim bisa melaksanakan puasa Syawal yang merupakan sunah.
Melaksanakan puasa Syawal setelah Idul Fitri memiliki keutamaannya tersendiri, yaitu seperti puasa satu tahun lamanya.
Hal itu berdasarkan hadis sahih riwayat Imam Muslim:
"Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun.”
Dengan demikian, status hukum puasa Syawal adalah sunah.
Umat muslim bisa mulai melaksanakan puasa Syawal mulai dari 2 Syawal.
Jika dalam kalender masehi, umat muslim bisa mulai melaksanakan puasa Syawal pada Selasa, 3 Mei 2022.
Baca juga: Apakah Puasa Syawal Bisa Digabungkan dengan Utang Puasa Ramadhan? Ini Penjelasannya
Waktu pelaksanaan puasa Syawal yaitu selama enam hari, dan dianjurkan untuk dilakukan secara beururutan.
Namun, bolehkan melaksanakan puasa Syawal tidak berurutan?
Dikutip dari laman nu.or.id, umat muslim diperbolehkan melaksanakan puasa Syawal tidak berurutan.
Umat muslim diperkenankan menentukan sendiri puasa Syawal, seperti setiap hari Senin dan Kamis juga seterusnya asalkan masih berada di bulan Syawal.
Seandainya seseorang berniat puasa Senin-Kamis atau puasa Ayyamul Bidl (13,14, 15 setiap bulan Hijriah), ia tetap mendapatkan keutamaan puasa Syawal sebab tujuan dari perintah puasa rawatib itu adalah pelaksanaan puasanya itu sendiri terlepas apa pun niat puasanya (Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami, Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil Minhaj).
Berikut adalah bacaan niat puasa Syawal
Mengucapkan bacaan niat puasa Syawal bisa dalam dua waktu yaitu malam hari dan siang hari.
1. Bacaan niat malam hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ
Artinya: Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah ta’ala.
2. Bacaan niat siang hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ
Artinya: Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah ta’ala.
Baca juga: Hukum Menikah di Bulan Syawal, Aisyah Dinikahi dan Dicampuri Nabi SAW di Bulan Syawal? Ini Dalilnya
Keutamaan Puasa Syawal
Dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, muhammadiyah.or.id yang dilansir Tribunnews.com, keutamaan puasa Syawal terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW.
Di antaranya yaitu mendapatkan pahala puasa seperti orang yang berpuasa sepanjang masa.
رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ[رواه الجماعة إلا البخاري والنسائي]
Artinya: Dari Abi Ayyub al-Anshari r. a. (diriwayatkan) … bahwa Rasulullah saw bersabda: Barang siapa sudah melakukan puasa Ramadan, kemudian menambahkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah ia telah melaksanakan puasa sepanjang masa. [HR Jama’ah ahli hadis selain dan an-Nasa’i].
Terdapat pula hadis lainnya yang menyebutkan ganjaran puasa Syawal yaitu seperti puasa satu tahun penuh.
[عَنْ ثَوْبَانَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ فَشَهْرٌ بِعَشَرَةِ أَشْهُرٍ وَصِيَامُ سِتَّةِ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ فَذَلِكَ تَمَامُ صِيَامِ السَّنَةِ . [رواه أحمد
Artinya: Dari Tsauban, dari nabi saw (diriwayatkan bahwa) beliau bersabda: Barang siapa berpuasa Ramadan, maka pahala satu bulan Ramadan itu (dilipatkan sama) dengan puasa sepuluh bulan, dan berpuasa enam hari sesudah Idul Fitri [dilipatkan sepuluh menjadi enam puluh], maka semuanya (Ramadan dan enam hari bulan Syawal) adalah genap satu tahun. [HR Ahmad].