Lebaran 2022
Contoh Naskah Idul Fitri 2022 Tentang Menuntaskan Urusan Hak Sesama Manusia, Lengkap dengan Panduan
Simak, berikut ini merupakan contoh naskah Khutbah yang dibaca pada saat pelaksanaan Shalat Idul Fitri 2022.
Penulis: Salma Dinda Regina | Editor: Salma Dinda Regina
مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ، فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اليَوْمَ، قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ
“Barangsiapa memiliki kesalahan terhadap saudaranya, baik moril maupun materil, segeralah meminta kehalalannya hari itu juga, sebelum sampai pada hari tiada dinar dan dirham. Jika hal tersebut terjadi, bila ia memiliki amal baik, amal tersebut akan diambil sesuai kadar kesalahannya. Namun, bila ia sudah tidak memiliki kebaikan, maka ia akan ditimpakan kesalahan dari saudara yang ia salahi.”
Menjadi jelas, mumpung hari ini semua orang sedang bahagia dengan menyambut hari raya Idul Fitri, semua orang mudah memberi maaf, semua orang dalam keadaan lapang, mari kita manfaatkan momentum berharga ini untuk saling bermaafan, saling rukun, bersatu dan mempererat tali persaudaraan.
Dalam istilah Jawa kita biasa mengungkapkan: crah agawe bubrah, rukun agawe sentosa (bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh).
Ma’asyiral Muslimin hafidhakumullah,
Apa pesan penting yang dapat kita petik dari hari raya Idul Fitri tahun ini?
Pada hari raya Idul Fitri ini kita kembali mengingat momentum lahirnya istilah halal bi halal.
Penggagas istilah "halal bi halal" adalah KH Abdul Wahab Chasbullah. Pasca Indonesia merdeka, pada tahun 1948, Indonesia dilanda gejala disintegrasi bangsa.
Para elite politik saling bertengkar dan terjadi pemberontakan di mana-mana. Kemudian Kiai Wahab memberi saran kepada Bung Karno untuk menyelenggarakan halal bi halal.
Ketika elite politik tidak mau bersatu, maunya menang sendiri, benar sendiri dan saling menyalahkan, perilaku tersebut termasuk perbuatan salah dan dosa.
Dosa itu haram. Agar tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan, yaitu dengan duduk bersama untuk saling memaafkan, saling menghalalkan.
Inilah yang dimaksud dengan halal bi halal. Dengan halal bi halal, mereka bisa bersatu dan duduk bersama, sebagai momentum untuk menyusun kekuatan dan persatuan bangsa.
Dari kisah halal bi halal tersebut, ada beberapa pesan: pertama, orang yang tidak mau rukun, orang yang saling bermusuhan, itu hukumnya haram dan keduanya tidak akan masuk surga.
Sebagaimana sabda Nabi: “Tidak akan masuk surga dua orang yang memiliki permusuhan.”
Kedua, orang yang bermusuhan harus mau rukun dan bersatu, dengan rukun dan bersatu kita akan mendapatkan rahmat Allah subhanahu wata’ala, dengan rukun dan bersatu, hidup menjadi aman, tenteram, dan nyaman.Hal tersebut tak mungkin kita dapatkan bila kita memiliki permusuhan.
Ketiga, pentingnya persatuan. Persatuan merupakan hal yang prinsip dalam agama, Ingat, persatuan itu rahmat, sedangkan perpecahan itu adalah azab.
Dari beberapa pesan tersebut, Halal bi halal merupakan cara yang efektif untuk menyatukan umat menuju bangsa Indonesia yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (negara yang baik dan mendapatkan ampunan Allah).
Ma’asyiral Muslimin hafidhakumullah,
Syekh Abdul Qadir al-Jilani dalam kitab Al-Ghuniyah juz 2 halaman 34, secara tersirat dijelaskan bahwa hari raya Idul Fitri adalah momentum untuk menghapuskan segala dosa dan kesalahan.
Baca juga: Naskah Singkat Khotbah Idul Fitri 1443 H Tema Golongan Muslim yang Merugi saat Lebaran Idul Fitri
Momentum untuk berhijrah, yakni berhijrah dari kejelekan menuju kebaikan. Jika sebelum bulan Ramadhan, kita saling bermusuhan, saling menghina satu sama lain, saling tercerai berai dan banyak melakukan kesalahan, setelah hari raya Idul Fitri ini, kita berkomitmen untuk memperbaiki diri, saling bermaafan, saling rukun, saling bersatu, dan saling mempererat persaudaraan dan persatuan.
Ingat, sesama Muslim adalah bersaudara, sesama saudara harus saling berbuat baik. Sebagaimana persaudaraan tangan kanan dan tangan kiri, ia berbeda dan tidak sama.
Walaupun keduanya berbeda, ia saling membantu, berbagi peran, dan saling melengkapi kekurangan masing-masing. Mereka tidak pernah menyakiti satu sama lain, karena menyakiti satu sama lain sama saja dengan menyakiti diri sendiri.
Karena itu, di hari yang mulia ini. Mari kita rajut kembali persatuan dan persaudaraan.
Semoga hari raya Idul Fitri ini menjadi momentum bagi kita untuk semakin baik, semakin rukun, semakin bersatu, cinta damai dan mendapatkan rahmat Allah SWT. Aamiin. ُ
ُبَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِفَهْمِهِ إِنَّهُ هُوَ البَرُّ الرَّحِيْم