SOSOK Gatot Nurmantyo, Mantan Jenderal Panglima TNI, Memiliki Latar Belakang Keluarga Militer
Ini sosok Gatot Nurmantyo, mantan jenderal panglima TNI, beserta rekam jejak karirnya.
Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Siapa sosok Gatot Nurmantyo, mantan Jenderal TNI yang sempat menjabat sebagai Panglima TNI, di era Presdien Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)?
Nama Gatot Numantyo selalu kerap menjadi sorotan karena dikenal tegas dan kerap melontarkan kata-kata "NKRI harga mati."
Gatot Nurmantyo merupakan pensiunan TNI yang lahir di Tegal, Jawa Tengah pada 13 Maret 1960.
Ia berasal dari keluarga yang berlatar belakang militer.
Sang ayah, Suwantyo, pernah menjabat sebagai Letnan Kolonel Infanteri di Kodam XIII/Merdeka Sulawesi Utara.
Dikutip dari TribunnewsWiki, Gatot merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1982.
Ia kemudian memulai karier militernya dengan bergabung sebagai pasukan infanteri baret hijau Kostrad.

Jabatan pertamanya adalah Komandan Peleton MO 81 Kompi Bantuan Batalyon Infanteri 315/Garuda.
Di tahun 1983-1984, Gatot pernah diterjunkan dalam operasi Seroja di Timor Leste.
Baca juga: SOSOK Kapten Inf Yubelinus Simbiak, Perwira TNI di Papua yang Minta Bantuan Warung Makan
Setelahnya, ia pindah menjadi Komandan Kompi Senapan B Batalyon Infanteri 320/Badak Putih dan Komandan Kompi Senapan C Batalyon Infanteri 310/Kidang Kancana.
Karier Gatot kemudian semakin menanjak hingga ia dilantik menjadi Gubernur Akmil pada 2010.
Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tepatnya tahun 2014, ia ditunjuk menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal TNI Budiman.
Setahun kemudian, Gatot menjabat sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal Moeldoko yang memasuki masa pensiun.
Gatot dilantik menjadi Panglima TNI oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta pada 8 Juli 2015 sesuai Keppres Nomor 49/TNI2015 tertanggal 6 Juli 2015.
Namun, dua tahun setelahnya ia diberhentikan secara hormat pada 8 Desember 2017.
Baca juga: VIRAL Calon Prajurit TNI Dipecat Seminggu Jelang Pelantikan, Begini Penjelasan Kodam XVI Pattimura
Posisi Panglima TNI kemudian diisi oleh Marsekal Hadi Tjahjanto.
Di tahun 2020, Gatot buka suara mengenai pemberhentiannya.
Ia menilai pemberhentian dirinya berkaitan dengan instruksinya untuk memutarkan film G30S.
"Saat saya menjadi Panglima TNI, saya melihat itu semuanya maka saya perintahkan jajaran saya untuk menonton G30S/PKI."
"Pada saat itu saya punya sahabat dari salah satu partai, saya sebut saja PDI menyampaikan, 'Pak Gatot, hentikan itu. Kalau tidak, Pak Gatot akan diganti'," kata Gatot dalam sebuah tayangan YouTube Hersubeno Point, Rabu (23/9/2020), dikutip Kompas.com.
"Saya bilang, 'Terima kasih', tetapi justru saya gas karena ini adalah benar-benar berbahaya, dan benar-benar saya diganti," tambahnya.
Kendati demikian, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko kala itu, tak mengambil pusing soal pernyataan Gatot tersebut.
Menurutnya, sah-sah saja Gatot berpendapat pemberhentian dirinya dari Panglima TNI karena pemutaran film G30S.
Tetapi, ia mengingatkan apa yang disampaikan Gatot adalah pendapat subyektif mantan Panglima TNI itu sendiri.
"Tentang pencopotannya, itu pendapat subyektif. Karena itu penilaian subyektif, ya boleh-boleh saja, sejauh itu perasaan," kata Moeldoko dalam keterangan tertulis, Kamis (1/10/2020).
Namun, tegas Moeldoko, pernyataan Gatot itu belum tentu sesuai pemikiran Presiden Joko Widodo (Jokowi).