Mudik Lebaran 2022

Pantau CCTV Lewat Gawai, Pemudik Bisa Akses Aplikasi SiManis, Bisa Cari Jalur Mudik yang Aman

Pemudik dapat memanfaatkan SiManis untuk memantau pergerakan kendaraan sehingga bisa membuat perencanaan waktu dan jalur yang aman dan nyaman

Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
ILUSTRASI jalur mudik, Kamis (28/4/2022). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Dinas Perhubungan Jawa Barat menyiapkan aplikasi khusus untuk melayani pemudik baik yang akan keluar atau masuk ke wilayah Jabar, termasuk informasi seputar kondisi jalan dan destinasi wisata di Jabar.

Sistem Informasi Jalan dan Wisata (SiManis) menyajikan jalur mudik di seluruh wilayah Jabar, termasuk jalur alternatif, jadwal keberangkatan kereta api, pesawat terbang, hingga informasi seputar terminal.

Kemudian, SiManis menampilkan tujuan wisata termasuk kapasitas pengunjung lokasi wisata yang diperbarui setiap jam.

Khusus pemudik yang masuk Bandung Raya, bisa memantau kemacetan secara live streaming.

Pemudik tinggal klik kotak hijau 'Pantau CCTV' dan langsung diarahkan ke 62 kamera pengawas yang diinginkan. Pemudik juga bisa mengetahui kondisi lalu lintas jalan melalui video reportase petugas dan hasil rekaman netizen yang direkap. 

Aplikasi hasil kolaborasi Dishub Jabar, Jabar Digital Service Diskominfo Jabar, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar, Kementerian Perhubungan, serta pengelola jalan tol ini dapat diakses melalui: https://simanis-dishub.jabarprov.go.id/

Baca juga: 2 Pemudik Motor di Jalur Pantura Indramayu Tiba-tiba Didatangi Polisi, Ternyata Dapat Hadiah Kejutan

"Masyarakat dapat memanfaatkan SiManis untuk memantau pergerakan kendaraan saat mudik sehingga bisa membuat perencanaan waktu dan jalur yang aman dan nyaman untuk dilalui," ujar Kadishub Jabar, A Koswara, di Bandung, Kamis (28/4).

Koswara mengatakan, terdapat 49 titik kemacetan yang harus diwaspadai pemudik yang melintas di Jabar.

Titik-titik macet ini tersebar di 12 daerah, yakni Sumedang, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Bogor, Cianjur, Bekasi, Sukabumi, Bandung, Subang, Purwakarta, dan Karawang.

Kebanyakan kemacetan, ucapnya, disebabkan aktivitas pasar tradisional dan pasar tumpah, terminal resmi dan terminal bayangan, persimpangan jalan, tanjakan, jalan berkelok-kelok, tempat wisata, atau hanya memang volume kendaraan yang meningkat.

Is mencontohkan kemacetan sudah hampir pasti akan terjadi di daerah Limbangan, Garut, namun sudah diantisipasi. 

"Di Limbangan, Kabupaten Garut ada tiga titik pasar. Kemacetan disebabkan banyak orang menyeberang. Nanti dibuat pembatasan agar tidak menyeberang sembarangan," ujarnya.

Di Cileunyi, kemacetan bisa saja terjadi akibat kebingungan pemudik membaca rambu lalu lintas akibat jalan layang yang abru saja dibuat. Sehingga nantinya akan ditambah rambu-rambu lalu lintas di sekitar exit tol Cileunyi.

Baca juga: Cerita Nenek Wartini Semangat Tempuh Jalan Darat Demi Mudik ke Kampung Halaman

"Kami juga menyiapkan Cisumdawu sebagai alternatif menuju Sumedang dan Majalengka. Kemudian jika masih padat juga, kita buka Exit Tol KM 149 Gedebage supaya bisa ke Kota Bandung," katanya.

Koswara mengatakan selain kendaraan pribadi, Dishub Jabar juga telah memastikan angkutan umum, khususnya bus AKDP/AKAP yang akan melayani pemudik sudah melalui pemeriksaan, baik di poll atau pun di terminal saat akan berangkat.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved