Mudik Lebaran 2022

Kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek Selatan Berkilo-kilometer, Begini Penjelasan PJR Cipularang

Kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek Selatan sampai berkilo-kilometer pada 28 April 2022 terjadi saat diberlakukannya one way.

Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar/Ahya Nurdin
Situasi arus mudik di Tol Cipali Subang setelah diberlakukannya one way, Kamis (28/4/2022) malam. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek Selatan sampai berkilo-kilometer pada 28 April 2022 terjadi saat diberlakukannya one way.

Kepala Induk PJR Cipularang, AKP Denny Catur Wardhana Diputra, menjelaskan kronologi kejadian tersebut.

Menurutnya, pada pukul 22.30 mulai diberlakukan atau dibukanya akses Tol Jakarta-Cikampek Selatan guna mengurangi beban kendaraan di Kalitama.

Namun, hasilnya beban Kalitama sampai terjadi antrean 3 kilometer lantaran banyak pengemudi yang dipaksakan masuk ke akses Tol Jakarta-Cikampek Selatan oleh pihak Jasa Marga.

Apalagi, rambu penunjuk arah dan pemberitahuan rute di sana minim.

"Berdasar data transaksi lalu lintas yang tercatat dari pukul 22.30-23.00 WIB tercatat 223 kendaraan lewat tol tersebut dengan kecepatan rata 40 kilometer/jam disebabkan minimnya penerangan di jalan tersebut sehingga mengakibatkan antrean panjang dan pelaksanaan arus lalu lintas yang dilakukan pihak Jasa Marga Purbaleunyi dinilai tidaklah efektif," ujarnya dari keterangan yang diterima, Jumat (29/4/2022).

Dia juga meminta Jasa Marga melakukan evaluasi atas pengalihan arus lalu lintas melalui Tol Jakarta-Cikampek Selatan yang menimbulkan antrean lalu lintas baru dan menambah sejumlah titik kemacetan di sekitar Jalan Raya Industri, Purwakarta, baik yang menuju Jakarta atau Purwakarta, mengingat tak efektifnya Tol Fungsional Jakarta-Cikampek Selatan sampai menimbulkan dampak kemacetan baru.

"Dalam situasi ini perlu adanya kesiapan sarana dan prasarana yang baik pada Tol Jakarta-Cikampek Selatan apabila tol itu memang ingin diberlakukan secara optimal sebagai alternatif pengurai kemacetan, mengingat tidak adanya rambu lalu lintas dan penerangan yang baik, sehingga kebijakan dari Jasa Marga dirasa tak ada dampak positif dan dipaksakan," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved