Ramadhan 1443 H

Iktikaf di 10 Hari Terakhir Bulan Ramadan untuk Raih Lailatul Qadar, Begini Penjelasannya

Umat muslim selalu melakukan itikaf di masjid pada saat 10 hari terakhir Ramadan. Hal tersebut lantaran untuk meraih Lailatul Qadar.

Penulis: Salma Dinda Regina | Editor: Giri
Islam.com via Bangka Pos
ilustrasi itikaf 10 hari terakhir puasa di bulan Ramadhan 

TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG - Umat muslim selalu melakukan iktikaf di masjid pada saat 10 hari terakhir Ramadan.

Hal tersebut lantaran untuk meraih Lailatul Qadar.

Lalu, apa sebenarnya arti kata dari iktikaf itu?

Dilansir dari Kompas.com, Senin (18/4/2022), iktikaf memiliki banyak keistimewaan yang selalu diutamakan oleh umat muslim.

Definisi iktikaf

Iktikaf berasal dari bahasa Arab, "akafa" yang berati menetap, mengurung diri atau terhalangi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), iktikaf merupakan berdiam diri beberapa waktu di dalam masjid sebagai suatu ibadah dengan syarat-syarat tertentu.

Berdiam diri ini dilaksanakan dengan menjauhkan pikiran dari keduniaan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

Dikutip situs Nahdlatul Ulama (NU), secara terminologi itikaf adalah berdiam diri di masjid disertai dengan niat.

Tujuannya adalah tak lain untuk semata-mata beribadah kepada Allah SWT.

Niat

Dilansir dari Kompas.com, iktikaf atau itikaf umumnya dilaksanakan di masjid, akan tetapi di tengah situasi pandemi, iktikaf dapat dilaksanakan di rumah.

Adapun iktikaf dapat dilaksanakan di masjid dengan membaca niat:

"Nawaitu an a'takifa fi hadzal masjidil ma dumtu fih", yang berarti, “Saya berniat itikaf di masjid ini selama saya berada di dalamnya."

Niat iktikaf lain yang dapat digunakan seperti dikutip dari Kitab Al-Majmu’ karya Imam An-Nawawi:

"Nawaitul iktikafa fi hadzal masjidil lillahi ta'ala", yang artinya, “Saya berniat iktikaf di masjid ini karena Allah SWT.”

Waktu yang tepat menjalankan itikaf di bulan Ramadan sebaiknya dimulai pada 10 hari terakhir Ramadan.

Rukun dan Syarat

- Niat iktikaf

- Berdiam diri di masjid sekurang-kurangnya selama tumaninah salat masjid untuk tempat iktikaf.

Orang yang berkitikaf

Ada beberapa syarat iktikaf, yakni:

1. Islam

Iktikaf adalah salah satu bentuk ibadah.

Sebagaimana dalam peribadat lainnya, Islam merupakan syarat mutlak yang harus ada pada diri sang pelaku.

Dalam buku I'tikaf Penting dan Perlu (2004) karya Ahmad Abdurrazaq Al-Kubaisi, dengan kata lain setiap ibadah yang tidak dibarengi dengan syarat Islam maka tidaklah diterima dan tidak ada pahala.

2. Berakal

Berakal juga merupakan syarat mutlak yang harus ada pada setiap pelaku ibadah apa pun.

Orang gila atau yang tidak berakal tidak dibebani taktif.

Masalahnya, segala amalan harus disertai niat sedangkan orang tidak berakal tidak mampu melakukan niat.

Mereka tidak dapat membedakan mana yang benar dan salah.

3. Suci dari junub, haid, dan nifas

Dijelaskan bahwa orang yang junub (suami istri yang telah bersetubuh atau mimpi bersetubuh tetapi belum mandi), wanita haid, dan melahirkan tapi belum sampai pada hari ke 40 adalah orang-orang yang dilarang masuk atau tinggal di masjid.

Iktikaf di rumah

Dikutip dari Kompas.com, Ustaz Maulana mengatakan, sejatinya, iktikaf lebih baik dilaksanakan di masjid karena iktikaf itu sendiri memiliki arti berdiam diri di masjid.

Pendapat ini didasarkan pada dalil firman Allah SWT di dalam Al-Qur-an:

"Sedang kamu beriktikaf di dalam masjid." (Surat Al Baqarah ayat ke 187).

"Iktikaf kan artinya berdiam diri di masjid dengan syarat-syarat tertentu semata-mata niat beribadah kepada Allah SWT," kata dia.

Namun, apabila terjadi sesuatu hal yang mengancam keselamatan umat muslim seperti pandemi Covid-19 saat ini, iktikaf lebih baik dilakukan di rumah.

Tata cara itikaf di rumah dapat dilakukan dengan beberapa hal:

Pertama, sebaiknya mengucapkan niat: "Nawaitu al-i’tikafa fî hadza al-makani lillahi ta'ala."

Kedua, yakni bangun pada jam 1 dini hari dan lakukan salat malam, misalnya salat Tahajud, salat Taubat, dan salat Hajat.

Sebelum melakukan salat malam dan iktikaf, diwajibkan untuk menyucikan diri dengan berwudu.

Kemudian, puncak iktikaf terjadi di jam 2-3 dini hari yang dilakukan dengan bermunajat, berzikir, dan membaca Al-Qur'an.

Adapun, waktu pelaksanaan iktikaf adalah pada saat malam ke-21 Ramadan atau malam sepuluh terakhir. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved