Video Cak Imin Tertawa Puas Karena Viral Usul Penundaan Pemilu, Netizen: Kenapa Jokowi yang Didemo?

Muhaimin Iskandar alias Cak Imin Ketua Umum PKB berkelakar soal idenya tentang penundaan pemilu.

Editor: Mega Nugraha
Kompas.com/Markus Yuwono
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin seusai mengikuti ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-73 di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Jejeran, Bantul, Jumat (17/8/2018). 

TRIBUNJABAR.ID- Muhaimin Iskandar alias Cak Imin Ketua Umum PKB berkelakar soal idenya tentang penundaan pemilu.

Dalam sebuah video Tiktok akun Pojok Politik, dia tampak tertawa terbahak-bahak saat berincang dengan seorang penyanyi dan menyinggung soal penundaan pemilu.

"Kamu viral karena lagumu kalo saya viral karena mengusulkan penundaan pemilu," kata Cak Imin, dikutip pada Sabtu (16/4/2022).

Pantauan Tribun, video itu dibagikan dan dikomentari ribuan kali. Banyak netizen berkomentar negatif tentang pernyataannya. Salah satunya RIna Kim Taehyung.

"Bisa dia ketawa di atas penderitaan rakyatnya," kata dia.

"Oh ternyata ini biangnya," kata salah satu akun lain. 

"Itu dah ngaku, knp Jokowi yang didemo, hadeh," kata akun Febry Perdananto.

Seperti diberitakan, Cak Imin jadi orang yang pertama mengusulkan ide penundaan pemilu. Idenya itu kemudian berkelindan disambut Luhut Binsar Pandjaitan dan sejumlah menteri.

Isu penundaan pemilu pun jadi gaduh sehingga melahirkan gelombang demonstrasi. Menurutnya, wacana penundaan pemilihan umum ini berasal dari idenya.

Tidak ada campur tangan dari pihak istana maupun lainnya.

"Ide saya, pure dari saya," ucap Cak Imin kepada wartawan Tribunnews.com, Kamis (25/3/2022).

Dikatakan, Cak Imin dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan punya riset yang berbeda soal angka orang-orang melalui big data yang mendukung Pemilu ditunda.

"Beda, yang dia 110 juta, saya 100 juta," ungkapnya.

Jokowi sendiri menegaskan bahwa Pemilu 2024 tetap digelar sesuai jadwal.

LINK VIDEO CAK IMIN Ketawa Bangga Usul Penundaan Pemilu 

Di acara Ramadan Public Lecture yang digelar PB PMII, Kamis (14/4/2022), dia mengingatkan soal potensi runtuhnya perekonomian di Indonesia karena lonjakan harga kebutuhan pokok.

Kata dia, pemerintah saat ini tidak punya pengaruh besar dalam menentukan kebijaka ekonomi karena kondisi pasar didominasi pengusaha.

Sehingga, harga bahan pokok tidak bisa diatur negara bahkan melambung tinggi.

"Dominasi pengusaha-pengusaha tidak mau diatur pemerintah, atau pemerintah tidak bisa mengatur. Belum lagi kalau ada harga-harga yang ikut naik itu juga akan membahayakan," kata Cak Imin.

Saat harga kebutuhan pokok melonjak, itu akan berujung dengan kemarahan masyarakat.

"Jadi kecemburuan sosial dan berujung konflik sosial, perpecahan, dan kerusakan ekonomi,” kata dia.

Kondisi seperti itu kata dia, merupakan peringatan penting bagi pemerintah guna menghadapi kondisi mendatang.

Sebab, jika tidak dapat tertangani dengan cepat, maka kondisi perekonomian Indonesia akan runtuh.

“Saya bukan mengkritik, tapi ini warning, keadaan akan sulit kalau kita tidak bisa menghadapi ini ke depan, apalagi kalau momentum ekonomi ini terlambat ditangani, kita akan menghadapi kehidupan ekonomi politik yang runyam,” ucapnya.

Menurut dia, pemerintah perlu membuat upaya dan kebijakan baru guna menangani kenaikan harga bahan pokok yang menjadi polemik belakangan ini.

Pemerintah dinilai sangat perlu meningkatkan pengaruhnya di mata produsen sehingga harga komoditas bisa diatur oleh negara dengan mengedepankan kebutuhan rakyat.

"Hari ini kalau kita tidak bisa menyusun langkah baru kesejahteraan, jangan salah kita juga akan gagal, yang kaya kaya juga akan gagal," katanya.

Seperti diberitakan,  bukan hanya Cak Imin yang usuk penundaan pemilu. Sejumlah menteri anak buah Jokowi juga turut mengusulkan penundaan pemilu.

Namun, Jokowi memutuskan tidak akan menunda pemilu atau bahkan berencana mengamandemen UUD 1945 untuk penundaan pemilu.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved