Demo 11 April

Unjuk Rasa Mahasiswa di Berbagai Kota, Mantan Aktivis 98': Gerakan Mereka Bukan Kadrun atau Cebong

Menurutnya, setiap kita seolah-olah dipaksakan harus ikut pada pengelompokkan kadrun-cebong, radikal-nasionalis, atau label-label lainnya

Tribun Jabar/Muhammad Syarif Abdussalam
Mahasiswa tetap bertahan di tengah hujan deras yang mengguyur Kota Bandung. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Unjuk rasa mahasiswa di Jawa Barat pada Senin (11/4/2022) telah dilaksanakan dengan tertib.

Namun, untuk unjuk rasa yang digelar di Jakarta berjalan diwarnai adanya bentrokan bahkan sampai pada pengeroyokan terhadap salah satu aktivis sekaligus dosen Universitas Indonesia, Ade Armando.

Salah seorang aktivis 98', Eko Arif Nugroho melihat jalannya unjuk rasa yang terjadi sepanjang hari ini, mengaku selalu mengutuk tindakan kekerasan dalam bentuk apapun, tak terkecuali kasus yang menimpa Ade Armando.

Baca juga: Ada yang Beda dari Unjuk Rasa di Bandung, Bukan Ricuh Tapi Pesertanya Langsung Ikut Vaksin

Lebih dari itu, katanya, ada hal yang memang sangat penting di republik ini, yakni hilangnya keakraban warga negara.

Menurutnya, setiap kita seolah-olah dipaksakan harus ikut pada pengelompokkan kadrun-cebong, radikal-nasionalis, atau label-label lainnya secara dikotomi.

"Ini pun terlihat dari respon kami pada gerakan mahasiswa 2022. Sedari awal teman-teman mahasiswa sadar bahwa aksi mereka akan 'dikanankan' dengan berbagai flyer seolah-olah gerakan mahasiswa itu didukung HTI, FPI, dan sejenisnya dengan tema menggulingkan Jokowi. Nah, kesadaran ini menimbulkan kesadaran juga pola baru gerakan mahasiswa," katanya, Senin (11/4/2022) saat dihubungi.

Dia mencotohkan, spanduk atau poster yang mahasiswa buat sangat orisinil, tak ada cetak mencetak, dan mereka menggores dengan poloh atau cat. Aksi mereka, kata Eko, tak lagi terpusat, namun menyebar di kabupaten/kota masing-masing, serta tak ada mobilisasi penumpukan massa di satu tempat, misalnya Jakarta.

"Mereka tak lagi peduli organisasi apa yang mereka pakai, bisa BEM SI, BEM kampus masing-masing, atau organisasi aliansi taktis mahasiswa," ujarnya.

Terkait isu, Eko mengatakan mahasiswa sangat original. Menurutnya, tak ada satu tuntutan pun yang berbau politik identitas melainkan semua struktural atau bisa dikatakan tanpa 'kompor beleduk' mereka sudah jauh paham terhadap isu yang akan mereka lontarkan.

Baca juga: INNALILLAHI, Seorang Perwira Polisi Meninggal Usai Amankan Aksi Mahasiswa, Ini Kronologinya

"Jadi, letakkanlah posisi pada identitas mereka sesungguhnya. Gerakan mahasiswa 2022 bukanlah Kadrun maupun bukan cebong," katanya.(*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved