Polisi Bubarkan Mahasiswa, Gas Air Mata Justru Kena Jemaah Salat Tarawih, Pulang Berurai Air Mata
Meskipun ada suara tembakan, jemaah tetap melanjutkan salat tarawih hingga witir. Gas air mata masuk ke dalam masjid saat jemaah sedang salat
Menanggapi tindakan polisi dan pengunjuk rasa itu, menurut Hardiansyah, tindakan pendemo dan polisi tidak bisa dibenarkan.
Tindakan seperti ini seharusnya tidak terjadi. Apalagi sampai masuk ke permukiman warga.
"Antara pedemo dan polisi harus bisa saling menahan lah," katanya.
"Kalau demonya sudah selesai, tidak usahlah dilanjut sampai malam. Karena ini masuk ke dalam pemukiman warga dan ini mengganggu kekhusyuan salat," lanjutnya.
Ia berharap kejadian seperti ini tidak terjadi lagi.
Saat wartawan mendekati lokasi masjid, suara panitia masjid itu cukup besar.
Pertama mengucapkan terima kasih kepada pengunjuk rasa karena telah turun ke jalan menyuarakan aspirasi masyarakat.
Ia juga meminta untuk tenang dan kembali ke rumah. Begitupun dengan polisi.
Baca juga: Ketua DPRD Cianjur Naik Mobil Komando Unjuk Rasa Mahasiswa, Ini yang Dikatakannya
"Tolong berhenti. Jangan dilanjut. Jamaah kaget dan ketakutan," kata panitia masjid melalui pengeras suara.
Sejenak polisi dan mahasiswa kembali tenang.
Tidak ada suara tembakan maupun lemparan.
Jamaah keluar masjid dengan ketakutan.
Beberapa di antara mereka mengeluarkan air mata lantaran terkena gas air mata.
Polisi mendampingi jamaah yang pulang.
Sejanak tidak ada tembakan dan lemparan.